IRAN—Bencana krisis air di Iran dilaporkan telah semakin parah. Baru-baru ini sebanyak 230 orang keracunan akibat meminum air yang terpolusi di provinsi Khuzestan.
Seorang anggota parlemen Iran memperingatkan krisis air yang semakin parah di Provinsi Khuzestan bisa berubah menjadi masalah keamanan bila tidak segera diselesaikan.
BACA JUGA: AS Coba Tekan Iran, Begini Tanggapan Khamenei
“Jika kelangkaan air terus berlanjut di Provinsi Khuzestan, ini akan berubah menjadi masalah keamanan,” kata wakil dari Kota Ahvaz, Jawad Kazem Nasab, di depan parlemen di Teheran, menurut kantor berita semi-resmi Iran, ISNA, Senin (2/7/2018).
“Temperatur di sana sekitar 55 derajad [Celcius], tidak ada air. Masalah keamanan mulai muncul di kota-kota Abadan dan Khorramshahr di Khuzestan, di mana tingkat pengangguran bertemu dengan pertumbuhan masyarakat urban dan kurangnya pekerjaan,” kata Nasab.
“Orang-orang di Khuzestan sudah cukup sabar menghadapi perang Irak-Iran (1980-1988). Namun mereka sudah tidak bisa lagi menghadapi keadaan tanpa ampun ini,” tambah Nasab.
“Badai pasir yang mengeringkan semua alang-alang adalah salah satu masalah besar. Namun masalah paling besar saat ini adalah tidak punya air minum. Kebanyakan air di Khuzestan mengandung garam tinggi,” ungkap Nasab.
Iran saat ini mengalami kekeringan karena kurangnya curah hujan. Masyarakat harus membeli air dari tengkulak karena air keran mengandung garam yang terlalu tinggi.
Baru-baru ini, aksi demo yang memprotes krisis air ini telah digelar di Kota Abadan dan Khorramshahr di Khuzestan. []
SUMBER: ANADOLU