PALESTINA–Badan Bantuan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) dikabarkan terancam berhenti beroperasi karena mengalami krisis keuangan yang kritis. Hal ini disampaikan Juru bicara UNRWA Sami Mushasha, Rabu (11/7/2018).
Ia mengingatkan bahwa pada bulan-bulan mendatang akan menjadi sangat kritis bagi UNRWA dan pengungsi Palestina. Dia mengatakan bahwa UNRWA akan menghentikan beberapa layanannya di Jalur Gaza, sementara itu di Tepi Barat akan membuat penyesuaian di anggaran biasa.
BACA JUGA: Front Pembebasan Palestina: Krisis UNRWA Berdampak Buruk bagi Pengungsi
Dia mengingatkan bahwa UNRWA sudah berhasil menggalang sumbangan baru dari para mitra tradisional dan baru serta melalui kebijakan-kebijakan pendanaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan memotong devisit anggaran dari 446 juta dolar menjadi 217 juta dolar.
Namun dia memperingatkan bahwa devisit keuangan saat yang yang mencapai 2017 juta dolar masih merupakan devisit terbesar yang dialami UNRWA dalam sejarahnya. Karena itu tidak bisa disembunyikan bahaya yang mengkhawatirkan, yang kemungkinan dialami UNRWA.
BACA JUGA: Mesir: Pendanaan untuk UNRWA Jangan ‘Dipolitisir’
“Bulan-bulan mendatang adalah bulan-bulan yang kritis bagi UNRWA dan pengungsi Palestina. UNRWA memiliki arah yang jelas untuk mengetuk semua pintu dan mengkaji semua kemungkinan guna mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan,” ujar Mushasha.
Juru bicara UNRWA ini menjelaskan bahwa enam bulan yang lalu adalah bulan-bulan yang sulit bagi UNRWA dan pengungsi Palestina yang menjadi target pelayanan UNRWA, yang diakibatkan oleh krisis keuangan yang mencekik dan berdampak pada pelayanannya.
Dia menyatakan bahwa UNRWA sudah mengerahkan semua upaya guna melindungi mandatnya dan melawan keputusan pemerintah Amerika yang mengurangi donasinya. UNRWA tetap akan terus melayani pengungsi Palestina dan memberikan perlindungan semampunya sampai ada solusi yang adil bagi mereka. []
SUMBER: PALINFO