NEW YORK-Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengatakan pada hari Selasa, pemerintah Inggris menangguhkan kerjasama dengan militer Myanmar sampai tindakan keras terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara itu dihentikan.
“Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi pada orang-orang Rohingya di Burma (Myanmar). Tindakan militer terhadap mereka harus dihentikan,” kata May dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
“Pada hari Rabu, pemerintah Inggris mengumumkan akan menghentikan semua hubungan dengan militer pertahanan Burma, termasuk juga pemberian latihan, sampai masalah ini teratasi,” jelas May yang dilansir Worldbulletin.
Tahun lalu, Inggris telah menghabiskan sekitar sekitar £ 305.000 (sekitar $ 412.000) untuk program pelatihan militer Myanmar, baik pelatihan mengenai demokrasi, kepemimpinan, dan bahasa Inggris, program yang ditawarkan oleh kementerian pertahanan tersebut belum termasuk pelatihan tempur.
Namun kali ini pemerintah Inggris menangguhkan kerjasama militernya.
“Terlalu banyak orang yang harus mengungsi agar dapat bertahan hidup, karena keadaaan demikian, pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dan pemerintah Burma perlu menjelaskan dengan sangat jelas bahwa tindakan militer harus dihentikan,” tegas May.
Menurut PBB, sejak 25 Agustus,sudah lebih dari 420.000 orang Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Rakhine ke Bangladesh.
Para pengungsi tersebut menyelamatkan diri dari operasi militer pasukan keamanan dan gerombolan Buddha yang membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah serta membakar desa Rohingya.