YANGON – Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, memberikan pidato kenegaraan pertamanya sejak serangan krisis rohingya beberapa waktu lalu, Dalam pidatonya Suu Kyi mengatakan Myanmar tidak takut dengan “pengawasan internasional” terkait krisis Rohingya.
Suu Kyi mengecam semua pelanggaran hak asasi manusia. Ia mengatakan bahwa setiap orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran di negara bagian Rakhine yang bermasalah akan menghadapi hukum.
“Kami mengecam semua pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan yang tidak sah. Kami berkomitmen untuk pemulihan perdamaian dan stabilitas dan supremasi hukum di seluruh negara bagian,” ujar Suu Kyi seperti dilansir dari Sky News, Selasa (19/9/2017) kemarin.
“Pelanggaran hak asasi manusia dan semua tindakan lain yang mengganggu stabilitas dan keharmonisan dan melemahkan peraturan undang-undang akan ditangani sesuai dengan hukum dan keadilan yang ketat,” tegasnya.
Disisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa operasi militer tersebut adalah pembersihan etnis.Namun Suu kyi tidak membahas hal ini dan hanya menegaskan bahwa negara tersebut berkomitmen untuk solusi berkelanjutan terhadap krisis rohingya.
Suu Kyi diberi hadiah Nobel Perdamaian Tapi banyak yang mengkritik kebungkamannya dalam situasi Rohingya.[]