IBU merupakan sebuah tonggak kehidupan keluarga. Sebab darinyalah akan terdidik generasi-generasi yang hebat dan luar biasa. Untuk mendidik sebuah generasi yang hebat, maka seorang ibu perlulah menjadi ibu yang baik dan hebat terlebih dahulu. Lalu, bagaimanakah sebenarnya kriteria ibu yang baik dalam Islam?
Al-Ustadz Sa’ad Karim dalam bukunya Nashaih lil aabaa ‘Qabla ‘Uquuqil Abna’ mengatakan bahwa seorang ibu memiliki peran penting dalam mendidik anaknya. Jika ia memainkan peran tersebut dengan baik, kelak ia akan memetik buah manisnya dari sang anak berupa ketaatan, birrul waalidain, dan kesuksesan. Namun jika ia menyia-nyiakan perannya, kelak ia hanya menuai kedurhakaan dan sikap kurang ajar.
Peran paling mendasar yang dimainkan seorang ibu di antaranya adalah menanamkan norma-norma luhur dan budi pekerti mulia dalam dirinya terlebih dahulu. Karena orang yang tidak punya sesuatu, tidak mungkin memberikan sesuatu tersebut kepada orang lain.
Al-Quran telah menentukan karakter seorang ibu yang baik dan shalihah tersebut dalam firman Allah SWT.
“…Maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…” (QS. An-Nisa: 34)
Selain menjadi wanita yang taat kepada Allah dan pandai dalam menjaga diri, seorang wanita sudah seharusnya membesarkan anak dengan penuh kasih sayang, dan mencurahkan segenap perhatiannya dalam mendidik si kecil.
Nabi SAW pernah memuji wanita Quraisy karena kasih sayang mereka terhadap anak-anak. Beliau bersabda, “Wanita Quraisy adalah sebaik-baik wanita Arab. Merekalah yang paling belas kasih terhadap anaknya, dan paling perhatian terhadap urusan suaminya.”
Karenanyalah, seorang istri shalihah yang taat beragama lebih afdhal dari istri lainnya, serta lebih cocok untuk diajak membangun rumah tangga yang baik dan melahirkan anak-anak yang shalih dan shalihah.
Utsman bin Affan pernah berpesan kepada anak-anaknya, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya orang yang hendak menikah itu ibarat orang yang hendak menyemai benih; maka hendaklah ia memerhatikan di mana ia akan menyemainya. Dan ingatlah bahwa (wanita yang berasal dari) keturunan yang baik; maka pilih-pilihlah terlebih dahulu meskipun sejenak.” [Hida]
Sumber: Ibunda Para Ulama/Karya: Sufyan bin Fuad Baswedan Ma/Penerbit: Pustaka Al-Inabah-2012