Oleh: Rahmatang
Mahasiswa Sulawesi Selatan
MASIH ingat dalam dalam pikiran kita pada Ahad 17 Februari 2019 lalu telah terlaksana debat calon presiden (capres) RI, yang akan menentukan seorang pemimpin atau ‘orang nomor satu’ di RI. Dalam debat ini para capres menyampaikan janji-janjinya yang akan dilaksanakannya jika kelak terpilih.
Dan apa jadi jika janji-janji yang diucapkan tersebut tidak dilaksanakan apabila ia terpilih, maka itu sama saja dengan mengingkari, tidak amanah, menipu.
BACA JUGA:Â 10 Akar Membuahkan Sikap Adil bagi Pemimpin
Abu Ja’la (Ma’qil) bin Jasar r.a berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Tiada seorang yang diamanati Allah memimpin rakyat kemudian ketika ia mati ia masih menipu rakyatnya, melainkan pasti allah mengharamkan baginya surga.'” (HR Bukhari Muslim)
Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat oleh Allah SWT untuk memimpin rakyat. Dan di akhirat kelak akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.
Seorang pemimpin dapat meloloskan diri dari tuntutan rakyatnya, tetapi ia tidak akan mampu meloloskan diri dari tuntutan Allah SWT kelak di akhirat.
Seorang pemimpin tidak dituntut untuk bebas berbuat dalam memerintah. Sejatinya seorang pemimpin adalah pelayan. Harus memosisikan dirinya sebagai pelayan dan pengayom masyarakat, sebagaimana firman Allah SWT:
“Rendahkanlah sikapmu terhadap pengikutmu dari kaum mukminin.” (QS. Asy-Syu’ara’: 215)
BACA JUGA:Â Wahai yang ‘Bernafsu’ Ingin jadi Pemimpin, Renungkan Nasihat Ini
Seorang pemimpin harus amanah agar kaumnya atau para pengikutnya terarah ke jalan yang lebih baik. Bukan menipu dan melukai hati rakyatnya dengan mengambil keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan yang jauh dari syariatNya yang hanya akan mengantarkan negara ke ambang kehancuran dan kemurkaanNya. Seorang pemimpin harus hijrah dari paham-paham Barat, menuju Daulah Islamiyah.
Sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dapat kita lihat dalam firman Allah SWT:
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. Al-Qashas:26) []
Â
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.