KAIRO — Mantan Presiden Mesir, Mohammed Morsi (Mursi) diaporkan meninggal saat menjalani sebuah sidang pengadilan, Senin (17/6/2019). Sumber medis setempat mengatakan Mursi meninggal karena serangan jantung mendadak.
Dikutip dari CBS News pada Selasa (18/6/2019), televisi pemerintah Mesir mengatakan Mohammed Morsi (67) menghadiri sesi pengadilan pada hari Senin atas tuduhan spionase, ketika dia tiba-tiba pingsan dan kemudian meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, tidak disebutkan pukul berapa tepatnya almarhum mengembuskan napas terakhirnya.
BACA JUGA: https://www.islampos.com/ketika-mursi-diwawancarai-time-2012-silam-151133/
Pejabat pengadilan Mesir mengatakan, jika masih dalam kondisi sehat, Mohammed Morsi memiliki “banyak rahasia” yang bisa dia ungkapkan. Dia mengatakan bahwa Morsi dilarang menerima obat atau kunjungan, dan hanya ada sedikit informasi tentang kondisi kesehatannya.
“Dia telah ditempatkan di balik sangkar kaca (selama persidangan). Tidak ada yang bisa mendengarnya atau tahu apa yang terjadi padanya. Dia belum menerima kunjungan selama sebulan atau hampir setahun. Dia mengeluh sebelum dia tidak mendapatkan obatnya. Ini adalah pembunuhan berencana,” tuding Sudan.
Sidang hari Senin adalah bagian dari pengadilan ulang, yang diadakan di dalam Penjara Tura Kairo, di mana Mursi dituduh melakukan spionase dengan kelompok militan Hamas Palestina.
Di lain pihak, pejabat pengadilan Mesir mengatakan, Mursi telah meminta untuk berbicara di pengadilan selama sidang.
Hakim mengizinkannya, dan Mursi mengatakan dia memiliki “banyak rahasia”, di mana jika dia memberi tahu mereka, maka dia akan dibebaskan. Akan tetapi, Morsi menambahkan bahwa dia tidak memberi tahu mereka karena itu akan membahayakan keamanan nasional Mesir.
Belum ada tanggapan apa pun dari pihak pemerintah Mesir atas pernyataan Morsi sebelum meninggal itu.
Sebelumnya, Mursi terpilih sebagai presiden Mesir pada 2012 dalam pemilu demkratis pertama di negara itu. Namun, pada 2013, militer Mesir menggulingkan kepemimpinannya akibat protes besar-besaran terhadap Ikhwanul Muslimin, yang berujung pada terjadinya tindak kekerasan. []
SUMBER: CBS NEWS