KUNINGAN–Seorang santri Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan bernama Mohammad Rozian meninggal dunia pada Jumat (6/9/2019). Rozian meninggal karena ditusuk orang tidak dikenal di Jalan Ciptomangunkusumo Kota Cirebon, Jawa Barat.
Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Jati, nyawa Rozian tidak dapat terselamatkan.
Kapolres Cirebon Kota, Roland Ronaldy, menyampaikan, berdasarkan keterangan saksi, peristiwa itu bermula saat korban hendak bertemu ibunya dari Kalimantan sekitar pukul 20.30 WIB, Jumat malam.
BACA JUGA: Sosok Aulia, Otak Pembunuhan Suami-Anak Tiri di Sukabumi
Korban menunggu bersama rekannya QG (17), tepat di seberang Toko Buku Gramedia Jalan Ciptomangunkusumo, Kota Cirebon.
Tiba-tiba orang tak dikenal mengendarai sepeda motor menghampiri korban dan temannya. Orang itu langsung menuding bahwa korban telah memukul rekannya.
Rozian pun mengaku tidak tahu apa-apa tentang kejadian itu. Dia bersikeras mengatakan bahwa bukan dirinya yang melakukan pemukulan.
QG, rekan korban spontan langsung berlari meminta tolong warga karena melihat pelaku membawa senjata tajam.
“Seorang yang datang kemudian menanyakan, apakah yang bersangkutan (korban) memukuli temannya (pelaku). Setelah itu baru yang bersangkutan melakukan tindakan penusukan,” kata Roland di Kantor Polres Cirebon Kota, Sabtu (7/9/2019).
Saat QG kembali lagi, Rozian ternyata sudah tergeletak dengan luka tusuk di dada. Bahkan, dari mulutnya mengeluarkan darah.
Tidak lama kemudian, ibu korban bersama QG tiba. Sang ibu langsung mengenali anak kandungnya yang tergeletak bersimbah darah di sekujur tubuhnya.
Diiringi derai air mata, sang ibu membawa Rozian ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Jati Kota Cirebon. Namun nyawa Rozian tidak tertolong.
Rozian dimakamkan di kampung halamannya Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Polisi berhasil menangkap kedua pelaku berinisial YS dan RM yang masih berusia 19 tahun.
Dalam gelar perkara di ruang Aula Tribata kantor Polres Cirebon Kota Ahad siang, polisi menunjukan barang bukti senjata tajam yang menyerupai badik yang digunakan para pelaku untuk menusuk Rozian.
Selain itu, Polisi juga mengamankan sepeda motor yang dikendarai kedua pelaku.
Kompol Marwan Wakapolres Cirebon Kota menerangkan, YS berperan sebagai eksekutor yang menusuk Rozian sedangkan RM sebagai pengendara sepeda motor.
Saat melakukan aksinya, YS menuduh Rozian telah memukuli temannya. Dia lantas meminta ponsel Rozian tetapi ditolak karena ponsel itu digunakan Rozian untuk komunikasi dengan ibunya yang sedang menuju Kota Cirebon dari Banjarmasin Kalimantan Selatan.
“Sistemnya acak. Menggunakan bahasa bahwa yang menjadi korban ini sudah memukul rekan dari tersangka dan diajak pergi. Itu korban pertama (Rozian) tidak mau dibawa, akhirnya terjadi penikaman,” kata Marwan dalam gelar perkara.
Tak pikir panjang, YS langsung menghunus senjata tajam itu ke dada sebelah kanan Rozian hingga akhirnya meninggal dunia.
BACA JUGA: Gadis Ini Rencanakan Pembunuhan Terhadap Ibunya, Ini Alasannya
Tak dapat hasil, YS dan RM kembali mencari korban lain dengan modus yang sama, berpura-pura temannya telah dipukuli korban.
YS kemudian mendapatkan dua korban ZM dan ZF, kemudian diminta naik motor. Karena diancam akan dibunuh, keduanya menuruti perintah YS dengan naik satu motor diisi empat orang.
Pelaku, kata Marwan, membawa kedua korban ke kawasan Pesisir, di Jalan Samadikun Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.
Pelaku menurunkan korban dan memeras seluruh barang milik korban. Barang tersebut antara lain ponsel serta dompet yang berisi ATM dan uang tunai.
“Hasil penyelidikan anggota reskrim, pelaku dalam satu hari itu melakukan dua tindak pidana, yang pertama kasus pembunuhan, yang kedua pencurian dengan pemerasan dengan pemberatan atau penodongan,” jelas Marwan. []
SUMBER: TRIBUNNEWS