ISTANBUL—Pertemuan kesembilan Developing-8 Organization for Economic Cooperation (D-8) berakhir pada Jumat dengan penandatanganan deklarasi yang menyatakan komitmen negara anggota D-8 untuk mewujudkan keamanan, demokrasi, dan solidaritas sesama anggota.
Istanbul menjadi tuan rumah KTT D-8 kesembilan, yang tahun ini mengambil tema “Memperluas Kesempatan dengan Kerja Sama”. Bersama Turki, Indonesia, Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria dan Pakistan menginisiasi lahirnya organisasi yang berbasis di Istanbul ini.
Dalam deklarasi, para negara anggora juga merayakan 20 tahun berdirinya D-8, menambahkan bahwa organisasi ini telah “memasuki fase kerja sama ekonomi dan pembangunan yang baru”.
Organisasi ini menekankan pentingnya “memperdalam kerja sama sektoral dan keterlibatan sektor swasta di semua kegiatan untuk mencapai 20 persen perdagangan antar anggota G-8”.
Negara-negara anggota juga akan membentuk “D-8 Project Support Fund”, untuk mendanai berbagai proyek.
Deklarasi juga menggarisbawahi kemajuan di dunia penerbangan sipil, terutama pada perkembangan seluruh moda transportasi yang bisa menghubungkan seluruh negara anggota.
Pertemuan ini juga menyambut baik inisiatif Iran untuk membangun perguruan tinggi D-8, Negara-negara anggota D-8 akan membuat perjanjian khusus segera, ujar deklarasi itu.
PDB gabungan sebesar USD3,7 triliun
Deklarasi Istanbul juga mengusahakan secepatnya “membentuk D-8 Technology Transfer and Exchange Technology (TTEN) dan D-8 Petrochemical Association sebagai fasilitas untuk kerja sama dan transfer teknologi di sektor petrokimia”.
Para anggota D-8 mengutuk yuridiksi ekstra-teritorial dan sanksi ekonomi sebagai alat untuk menekan kebijakan politik atau ekonomi negara-negara anggota D-8.
Para anggota juga berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pemerintah Turki, dan masyarakat Turki yang telah memberikan “sambutan hangat dan solidaritas menentang usaha kudeta 2016”.
Usaha kudeta yang digagalkan pada 15 Juli 2016 menewaskan 250 orang di Turki didalangi oleh Fetullah Gullen dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO).
D-8 diluncurkan pada 15 Juni 1997, setelah Perdana Menteri Turki saat itu, Necmettin Erbakan, mengusulkan dibentuk sebuah organisasi yang berisi negara-negara terbesar di dunia Muslim dengan perekonomian yang berkembang, demikian seperti dikutip dari AnadoluAgency. []