EMAS tetapah emas meskipun dibuang, terhempas, dan terlantar di antara serakan lumpur. Loyang tetaplah loyang meskipun dibanggakan, dipamerkan, dan disimpan dalam etalase kaca bening sebagai perhiasan.
Kualitasnya beda, harganya beda, dan auranya pun beda. Orang berakal tahu mana yang berharga dan mana yang biasa, mana yang istimewa dan mana yang polesan.
BACA JUGA:Â Sukses dan Prestasi Dimulai dari Keluarga
Orang-orang baik meskipun dihina dan direndahkan, difitnah dan dipenjarakan, tetap mulia keadaannya, terhormat kedudukannya, dan agung derajatnya.
Orang-orang jahat meskipun dimuliakan dan ditinggikan, dilindungi dan disucikan, tetap hina keadaaannya, jatuh kedudukannya, dan rendah derajatnya.
Belajar dari kehidupan para nabi yang ditolak ajakannya, dibiarkan seruannya, dipandang sebelah mata, difitnah, disangka pemecah belah, perusuh, pengganggu, tukang sihir, bahkan dianggap orang gila. Lantas apakah mereka hina?
Demikian pula para pendusta semisal Namrud, Firaun, Haman dan Abrahah, meskipun mereka raja, memiliki kekuasaan luar biasa, istana megah, tentara banyak dan harta melumpah ruah. Apakah mereka mulia?
Tengoklah Yusuf yang disingkirkan, dibuang ke sumur tua, dijadikan budak, dijual sembarangan, menjadi pelayan di rumah orang, difitnah hendak menodai wanita terhormat, dan dihempaskan ke penjara. Apakah hina?
Justru Allah mengangkat derajatnya setelah bertubi-tubi cobaan menderanya. Allah amanahkan kedudukan mulia dengan perbendaharaan Kerajaan Mesir di zamannya. Yusuf mulia dengan iman dan takwanya.
Liriklah Ayub yang sehat wal’afiat, keluarga terhormat, rumah tangga harmonis, istri shalihah, anak-anak penuh cinta, hewan peliharaan beranak pinak, dan kebun hijau yang luas lagi subur.
Tetiba Ayub sakit, ternaknya mati, kebunnya hancur, dan anak-anaknya meninggal dunia. Jatuh sakit dan miskin. Orang-orang pun menjauhinya. Apakah hina?
Justru Allah mengangkat derajatnya, meninggikan kedudukannya, dan memuliakan kehidupannya. Allah sembuhkan sakitnya, kembalikan keluarganya, anak-anaknya, hartanya dan kehidupannya.
BACA JUGA:Â Ilmu Agama Tanpa Akhlak Mulia
Lihatlah Qarun yang miskin kemudian jadi kaya raya, perniagaannya maju, bisnisnya sukses, hartanya melimpah ruah. Yang menurut riwayat, kunci gudang tempat menyimpan kekayaannya tak bisa dipikul lelaki kuat nan dewasa. Apakah mulia?
Hina dan mulia bukan soal kedudukan, kepemilikian, dan segala embel-embel dunia yang meliputinya. Melainkan berpegang pada tali Allah dan Rasul-Nya. Wa’tasimuu bihablillahi jami’awwalaa tafaraquu.
Tentu saja dengan salimul aqidah (keyakinan yang kokoh), shahihul ibadah (ibadah yang benar), dan mengikuti tuntunan syariat yang mulia. Wallahu’alam. []