KETIKA Islam sudah mulai tenang di Madinah dan orang-orang Quraisy mengetahui bahwa Islam terus maju dan berkembang. Setiap hari, Islam bertambah kekuatan dan wilayahnya. Maka orang-orang Quraisy mulai mempersiapkan langkah-langkah peperangan terhadap Kaum Muslimin.
Namun Allah memerintahkan kaum Muslimin untuk bersabar dan memberi maaf. Allah SWT berfirman, “Tahanlah tangan kalian, dan dirikanlah shalat.”
BACA JUGA: Perang Khandaq dan Hasutan Orang Yahudi kepada Kaum Quraisy-Ghathafan
Hingga akhirnya Islam sudah kuat, dan jumlah Kaum Muslimin juga sudah banyak, maka Allah SWT berfirman, “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (Al-Hajj: 39)
Nabi mulai mengirimkan pasukan ke beberapa suku dan wilayah. Tidak setiap kali pengutusan pasukan kecil terjadi peperangan, kadang-kadang hanya pertikaian kecil.
Tujuan pengiriman pasukan itu, selain untuk membuat kaum kafir merasa takut, juga menunjukkan kekuatan dan keberanian Kaum Muslimin.
BACA JUGA: Orang Quraisy Tidak Suka dengan Shalat Abu Bakar
Nabi juga telah memimpin pasukannya dalam perang Abwa’. Peperangan pertama yang dipimpin langsung oleh Nabi sendiri. []
Sumber: Sirah Nabawiyah Untuk Remaja/ Penulis: Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi/ Penerbit: Robbami Press Jakarta, 2001