“TIDAK ada sepotong episode kehidupan terindah selain seorang meninggal dan Rabbnya pun ridha kepadanya.”
_______
Di Riyadh, ada seorang anak berumur 16 tahun. Suatu ketika di masjid, ia membaca al-Qur’an guna menunggu iqamah shalat Subuh. Setelah iqamah, mus-haf yang ia baca diletakkan kembali di tempat semula lalu segera masuk ke shaf.
Tiba-tiba ia tersungkur dan pingsan. Beberapa orang di masjid membawanya ke sebuah rumah sakit.
Dokter al-Jubeir yang mendiagnosa kondisinya berkisah:
“Pemuda itu dibawa kesini seperti jenazah. Setelah kuperiksa lebih lanjut ternyata dia mengalami pembekuan darah di jantung. Jika ini terjadi pada unta, ini akan mematikan unta tersebut.
Aku memandang pemuda itu, ia tengah sekarat hendak disambar kematian. Kami bergegas menolongnya dan mengusahakan detak jantungnya. Aku letakkan dia di dekat seorang petugas ambulance yang membawanya.
Aku segera pergi mengambil dan menyiapkan peralatan untuk segera mengambil tindakan medis. Ketika aku kembali dan bersiap-siap memeriksa kembali, ia tengah berada di pangkuan petugas tadi.
Sang petugas meletakkan telinganya di mulut pemuda itu. Sang pemuda melirihkan sesuatu di telinga beliau. Aku berdiri melihat keduanya.
Beberapa detik kemudian, ia memegang erat tangan petugas tersebut. Secara perlahan, sang pemuda menoleh ke arah kanan.
Lirih suaranya berucap dalam sekarat:
“Asyhadu allaa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammad ‘abduhu warasuluh. . .”
Dia mengulang-ulang kalimat tauhid itu.
Nadinya terhenti. Begitu pula detakan jantungnya. Kami berusaha menekan dadanya namun ketentuan dan takdir Allah lebih cepat mendahului. Dia pun meninggal.
Petugas ambulance mengangis di sisinya hingga tak mampu berdiri.
Aku bertanya:
“Kenapa anda menangis? Tentunya ini bukan kali pertama anda melihat mayat.”
Dia terus menangis. Setelah tangisannya reda, aku kembali bertanya:
“Apa yang diucapkan pemuda tadi kepada anda?”
Dia menjawab:
“Wahai dokter, ketika pemuda tadi melihat anda sibuk bolak-balik, memerintahkan kami ini dan itu, dia lantas memahami bahwa engkau adalah spesialis jantung. Lantas pemuda itu berkata kepadaku:
(Wahai tuan, katakan kepada rekan anda spesialis jantung itu, tak perlu menyibukkan diri.
Kematian adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Sungguh, saat ini aku tengah melihat tempatku di Surga).”
____
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat, 30)
___
Sumber : page as-Syaikh Mahir al-Mu’aiqiliy
Alih bahasa : Yani Fahriansyah