SEPERTIĀ yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa?
Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda. Ada yang hawa nafsunya lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia tidak merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia menjadi hamba yang taat.
Jika kita perhatikan, sejatinya iman, islam, dan ketaatan kepada Allah adalah sebuah kenikmatan. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa ibadah bisa dirasakan kenikmatannya, diantaranya firman Allah ketika menceritakan salah satu kenikmatan yang Allah berikan kepada para sahabat,
ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ł Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŲ±Ł Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŁ ŁŲ±Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲŁŲØŁŁŲØŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ²ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲµŁŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŁŁŁŲ¦ŁŁŁ ŁŁŁ Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŁŁ
Ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauan kalian dalam beberapa urusan benar-benarlah kalian mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kalian ācintaā kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hati kalianā¦ (QS. Al-Hujurat: 7).
Atas petunjuk Allah taāala, Allah jadikan para sahabat manusia yang bisa menikmati lezatnya iman, bahkan Allah jadikan iman itu sesuatu yang indah pada hati para sahabat. Sehingga kecintaan mereka kepada kebaikan, mengalahkan segalanya.
Kemudian dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib radhiyallahu āanhu, Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam bersabda,
Ų°ŁŲ§ŁŁ Ų·ŁŲ¹ŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ Ł ŁŁŁ Ų±ŁŲ¶ŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŲ§Ų ŁŁŲØŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲ³ŁŁŁŲ§Ł Ł ŲÆŁŁŁŁŲ§Ų ŁŁŲØŁŁ ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§
āAkan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu āalaihi wa sallam, sebagai rasulnya.ā (HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam menyebut tiga kriteria:
Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha Allah sebagai Rabnya, kemudian dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia ridha bahwa islam sebagai agamanya dan dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam dalam hidupnya orang yang memiliki tigaĀ kriteria ini akan merasakan lezatnya.
Dalam hadis lain, yang mungkin hadis ini sering kita dengar, Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam juga bersabda,
Ų«ŁŁŲ§ŁŲ«Ł Ł ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŲÆŁ ŲŁŁŲ§ŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŲ„ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ: Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲŁŲØŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁ ŁŁŲ§ Ų³ŁŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ§Ų ŁŁŲ£ŁŁŁ ŁŁŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁ ŁŲ±ŁŲ”Ł ŁŲ§Ł ŁŁŲŁŲØŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŲÆŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł
āTiga hal, siapa yang memilikinya maka dia akan merasakan lezatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selainnya, dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia sangat benci untuk kembali kepada kekufuran, sebagaimana dia benci untuk dilempar ke neraka.ā (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya).
Semua dalil di atas menunjukkan betapa iman, islam, dan segala turunannya, merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya.
Hadhirin, jamaah yang kami hormati,
Yang menjadi tanda tanya kita, mengapa banyak orang justru merasa berat atau bahkan merasa tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk kita, seringkali masih menganggap ketaatan itu sesuatu yang sulit bagi kita. Lalu dimanakah nikmatnya iman itu?
Sejatinya kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Seperti yang kita pahami, hampir semua orang yang mengalami sakit, dia akan susah makan, dan semua terasa pahit. Selezat apapun jenis makanan yang diberikan, orang sakit akan merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto pahit, sate pahit, bahkan sitipun pahit rasanya. Kenapa? Karena dia sedang sakit.
Seperti itu pula, orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Dengan ini kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak orang tidak merasakan nikmatnya iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan jiwanya sedang sakit.
Untuk bisa mengembalikan pada kondisi normal, tentu kita harus berusaha mengobati penyakit itu. Karena jika sakit ini dibiarkan, selamanya kita tidak bisa merasakan nikmatnya nutrisi dan makanan. Hati sakit yang dibiarkan, selamanya akan sulit untuk menikmati lezatnya iman.
Lalu bagaimana cara mengobati hati?
Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 ā 17) menjelaskan bahwa ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan dalam ilmu medis.
Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan memberlakukan 3 hal:
Pertama, [ŲŁŁŁŲøŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ©] menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik pasien.
Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan.
Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
Karena ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.
Kedua, [Ų§ŁŲŁŁ ŁŲ§ŁŁŲ© Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁ] melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu yang bisa memparah sakitnya.
Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita pasien.
Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah penyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat.
Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,
Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ Ų£ŁŲ®ŁŲ·ŁŲ£Ł Ų®ŁŲ·ŁŁŲ¦ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲŖŁŲŖŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŲØŁŁŁ ŁŁŁŁŲŖŁŲ©Ł Ų³ŁŁŁŲÆŁŲ§Ų”ŁŲ ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŁŁ ŁŁŲ²ŁŲ¹Ł ŁŁŲ§Ų³ŁŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁ Ų³ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲØŁŁŁŲ ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų¹ŁŲ§ŲÆŁ Ų²ŁŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲŖŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲØŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ Ų°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁĀ» {ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁ Ų±ŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ł Ł ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ³ŁŲØŁŁŁŁ}
Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihkan.
Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan āar-raanā yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), āSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.ā (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Ketiga, [Ų§ŁŲ³ŁŲŖŁŁŁŲ±ŁŲ§ŲŗŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŲ§ŲÆ Ų§ŁŁŁŲ§Ų³ŁŲÆŁŲ©] menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinya
Tahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.
Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada Allah.
Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam menggambarkan,
Ų§ŁŲŖŁŁŲ§Ų¦ŁŲØŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲ°ŁŁŁŁŲØŁŲ ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų°ŁŁŁŲØŁ ŁŁŁŁ
Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam dirinya.
Obat yang diberikan seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat penyakit yang diderita pasien.
Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan ampuntasi.
Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
Sebagaimana anda tidak dibenarkan untuk menuduh dokter kejam karena melakukan bedah operasi atau amputasi. Anda juga sangat tidak dibenarkan mengatakan islam kejam karena memberikan hukuman kematian.
Allahu aālam. []
Sumber: Konsultasi Syariah