ORGANISASI tentu tidak lepas dari hubungan dan interaksi. Memang di dalamnya pun pasti ada gesekan-gesekan karena perbedaan-perbedaan. Namun, hal itu bisa dihindari dengan 3T, yakni Ta’aruf, Tafahun, Ta’awun, yang juga menjadi kunci membangun ukhuwah dalam organisasi.
Dengan kata lain, kunci membangun ukhuwah ini juga ada pada cara membangun komunikasi. Komunikasi bukan hal sepele, melainkan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan.
BACA JUGA:Â Kekuatan Literasi Ada di Tangan Milenial
Komunikasi merupakan tanda sehatnya hubungan. Sebaliknya, ketiadaan komunikasi menjadi tanda sakitnya hubungan.
“Ketika tidak ada komunikasi, tidak ngomong, tidak ngobrol, itu tanda tidak sehatnya suatu hubungan atau sakitnya suatu hubungan,” kata Dedi L. Setiawan, pembina Forum Lingkar Pena Wilayah Jawa Barat pada kegiatan RECHARGING yang diselenggarakan FLP Jabar, Jumat (28/1/2022).
Intinya, komunikasi ini menunjukkan pentingnya mendengarkan.
“Dari mendengarkan itu akan muncul saling mengenal, saling memahami, saling menolong,” kata Dedi yang juga merupakan Koordiv Advokasi Badan Pertimbangan Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP) itu.
Sementara tentang bumbu-bumbu komunikasi, itu tergantung orangnya. Komunikasi bisa disampaikan dengan manis, dengan pedas, dan lain-lain. Namun, dengan mendengarkan itu semua bisa diambil intinya atau pesannya.
BACA JUGA:Â Menulis, Meraih Rahmat, Mencerahkan Umat
Dalam komunikasi, yang terpenting itu adalah mengedepankan hati sebelum kepala. Maksudnya, bukan mengedepankan apa-apa yang diinginkan, melainkan mengedepankan hati yakni melakukan sesuatu dengan ketulusan. Dengan hati, maka bisa menyatukan kepala-kepala yang berbeda.
Dedi mengharapkan hal itu dapat diterapkan dalam kepengurusan FLP Wilayah Jawa Barat.
Selain Dedi L Setiawan, kegiatan RECHARGING selanjutnya juga telah dijadwalkan akan diisi oleh pembina FLP Wilayah Jawa Barat lainnya. []
Oleh: Eneng Susanti
(Sekretaris FLP Jabar)