NEW YORK—Amerika Serikat (AS) memveto resolusi tentang perlindungan internasional untuk rakyat Palestina yang diajukan Kuwait ke Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Proposal pro-Palestina itu diajukan setelah lebih dari 120 warga Palestina tewas dibunuh pasukan Israel dalam protes massal Great March of Return di perbatasan Gaza-Israel.
AS menjadi satu-satunya anggota DK PBB yang menentang proposal tersebut. Sementara itu, ada 10 suara yang mendukung dan empat suara lainnya abstain (Polandia, Inggris, Belanda dan Ethiopia).
Seperti diketahui, DK PBB hanya dapat mengadopsi sebuah resolusi jika didukung sembilan suara dan tidak ada veto oleh AS, Rusia, China, Prancis atau pun Inggris.
“Pesan yang diberikan oleh dewan hari ini, karena suara menentang ini, adalah bahwa kekuatan pendudukan menikmati pengecualian,” kata seorang perwakilan Kuwait setelah proposal negaranya diveto Amerika.
Diplomat Kuawait itu pun mempertanyakan hasil dari pemungutan suara tersebut.
“Mengapa orang Palestina terus menderita? Mengapa komunitas internasional gagal bertindak? Mengapa Israel menikmati impunitas? Mengapa semua nyawa ini hilang dan semua darah ini ditumpahkan?,” tanya diplomat Kuwait tersebut.
Sebelum pemungutan suara berlangsung, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam pidatonya di DK PBB, mengkritik proposal tersebut. Haley menggambarkannya sebagai “pandangan yang sangat sepihak”.
Diplomat Amerika ini menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas bentrokan di Gaza.
“Kelompok teroris Hamas memikul tanggung jawab utama untuk kondisi kehidupan yang mengerikan di Gaza,” kata Haley.
Veto oleh AS terkait konflik Israel-Palestina ini merupakan yang kedua kalinya. Dubes Haley sebelumnya memveto rancangan resolusi yang menolak keputusan Presiden Donald Trump soal pemindahan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Saat itu, 14 anggota DK PBB mendukung resolusi yang diajukan oleh Mesir tersebut.
Pemungutan suara di DK PBB dilakukan setelah beberapa hari lalu puluhan roket dan mortir ditembakkan kelompok militan Gaza ke wilayah Israel selatan. Lima warga Israel, termasuk tiga tentara terluka. Serbuan roket dan mortir itu dibalas dengan serangan jet-jet tempur Israel terhadap sekitar 35 target di Gaza. []
SUMBER: RUSSIA TODAY