MYANMAR—Rezim Myanmar dilaporkan telah kembali menggelar “operasi pembersihan” setelah empat warga lokal Buddha diserang. Dua di antaranya tewas di Rakhine yang merupakan negara bagian tempat penindasan rezim terhadap minoritas Muslim Rohingya kerap terjadi.
Kantor Panglima Militer Myanmar melaporkan bahwa operasi tersebut dilancarkan setelah terjadi kekerasan di dekat anak sungai Pyu Ma di Maungdaw, Rakhine, pada 17 Desember lalu.
BACA JUGA: KNSR Gelar Aksi Bela Rohingya di Depan Kedubes Myanmar
Militer menyatakan bahwa insiden tersebut pertama kali terkuak setelah mereka menerima laporkan bahwa dua pria etnis Buddha di Rakhine tak kembali ke rumah setelah melaut.
Menurut laporan AFP, kedua pria itu akhirnya ditemukan di bantaran sungai dengan tenggorokan yang sudah tersayat.
Di hari yang sama, dua anggota etnis Buddha lainnya diserang ketika sedang memancing di sungai tersebut oleh enam orang “yang berbicara bahasa Bengali.”
Kantor panglima memang mengaku belum mengetahui identitas penyerang. Namun selama ini, Myanmar tak mengakui etnis Rohingya dan menyebut mereka sebagai imigran gelap dari Bengali.
Rohingya sendiri merupakan etnis minoritas Muslim di Myanmar. Namun, mereka termasuk mayoritas di Rakhine karena populasinya yang sangat banyak di negara bagian tersebut.
BACA JUGA: Setelah 15 Hari Terombang-ambing di Lautan Lepas, Puluhan Pengungsi Rohingya Berlabuh di Aceh
Rakhine kerap menjadi saksi bisu gelombang penyiksaan terhadap Rohingya. Gelombang persekusi terbaru Rohingya terjadi pada Agustus 2017 lalu.
Bentrokan dengan militer pertama kali pecah tak lama setelah kelompok bersenjata Rohingya menyerang sejumlah pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine.
Mereka berdalih melakukan serangan untuk melawan persekusi dan membela hak-hak dasar Rohingya. []
SUMBER: CNN