SETIAP orang muslim pasti menginginkan keridaan Allah SWT. Ia selalu memohon keridaan Allah SWT atas setiap langkah-langkahnya. Dan ia berusaha agar selalu mendapatkan mahabbah dari Allah SWT dengan cara senantiasa mengamalkan amalan yang dicintai Allah SWT.
Dari Ibnu Mas’ud ia berkata, aku bertanya kepada Rasulullah SAW, “amalan apa yang paling dicintai Allah?” Rasulullah SAW bersabda, ”shalat pada waktunya” “Lalu apa?” Beliau bersabda, “Berbuat baik kepada kedua orang tua” “Lalu apa?” Beliau bersabda, “berperang di jalan Allah.” (HR. Bukhari Muslim).
BACA JUGA:Anakku, Cintailah Allah di Atas Segalanya
Setidaknya ada tiga amalan yang paling dicintai Allah SWT.
Pertama, shalat di awal waktu. Seperti yang telah diketahui bersama bahwasanya shalat ada waktunya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-nisa ayat 103.
Menurut Ibnu Hajar yang dimaksud shalat tepat waktu adalah shalat di permukaan waktu. (Dikutip dari media At-Taubah Institute tentang awal kewajiban shalat tepat waktu).
Jadi, boleh saja shalat dikerjakan di awal waktu, pertengan atau akhir waktu. Namun menurut Imam Ibnu Hajar yang dimaksud sahalat pada waktunya dalam hadis di atas maksudnya adalah dilaksanakan di awal waktu.
Kedua, berbuat baik kepada kedua orang tua. Cara yang paling baik dalam berbuat baik kepada kedua orang tua adalah dengan berbakti kepada keduanya. Tindakan seorang anak harus berlandaskan keridoan kedua orang tua dengan begitu maka Allah pun rido kepadanya.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, Rasulullah SAW bersabda, “Keridoan Allah berada di keridoan kedua orang tua. Dan murka Allah tergantung murkanya kedua orang tua.: ( HR. At-Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim).
Sebagai manusia biasa tentunya kedua orang tua tidak lepas dari salah dan dosa. Tidak semua perintah orang tua wajib dilaksanakan. Jika perintah itu tidak sesuai dengan ajaran agama maka seorang anak harus menolak dengan lemah lembut, bukan dengan berkata kasar dan menghardik. Begitu pula jika kedua atau salah-satunya didapati melakukan perbuatan yang kurang baik maka cegahlah dengan baik disertai pemahaman dengan tanpa ada niatan mengguruinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.
Ketiga, berjihad di jalan Allah. Maksudnya adalah berperang melawan orang-orang kafir (kafir harbi) dalam menegakkan agama Islam dan melindungi umat Islam dari kejahatan orang kafir. Sebagaimana yang dilakukan baginda Nabi beserta para sahabat.
BACA JUGA: Sebut Virus Corona Tentara Allah, UAS Ungkap Dalilnya
Dalam hal ini perang sudah tidak ada lagi khususnya di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Untuk mewujudkan nomor tiga ini adalah dengan kembali kepda yang nomor dua yaitu berbakti kepada orang tua.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang laki-laki datang kepda Nabi dan dia berkata “sesungguhnya aku ingin berperang akan tetapi aku tidak mampu berperang” Nabi bersabda “ apakah salah satu kedua orang tuamu masih ada?” laki-laki itu menjawab “ibuku” lalu Nabi bersabda “ berperang lah karena Allah dengan berbakti kepadanya (ibu), jika engkau melakukannya maka engkau seperti berhaji, berumrah dan berperang.” (HR. Abu Ya’la dan At-Thabrani).
Jika orang telah melakukan tiga hal di atas maka ia layak mendapatkan cinta dari Allah. Karena Allah cinta kepada tiga hal tersebut. []
SUMBER: BINCANG SYARIAH