DARI Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang hadirin memuji orang tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,
“Celaka engkau, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah, ”’Saya kira si fulan demikian kondisinya.” -Jika dia menganggapnya demikian-. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah,” (Bukhari: 52-Kitab Asy Syahadat, 16-Bab Idza Dzakaro Rojulun Rojulan).
Abu Musa berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang pria berlebih-lebihan dalam memuji seorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, ”Kalian telah membinasakan atau mematahkan punggung orang itu,” (Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 54-Bab Maa Yukrohu Minat Tamaduh. Muslim: 53-Kitab Az Zuhd, hal. 67).
Dari Ibrahim At Taimiy dari ayahnya, ia berkata, “Kami duduk bersama Umar (ibnul Khaththab radliallahu ‘anhu). Lalu ada seorang pria memuji orang lain yang berada di hadapannya. Umar lalu berkata, “Engkau telah menyembelih orang itu, semoga Allah menyembelihmu.”(Hasan secara sanad)
’Umar berkata, “Pujian itu adalah penyembelihan.”(Shahih secara sanad)
Dikutip dari Rumaysho.com, Muhammad (guru imam Bukhari-ed) berkata, “(Hal itu berlaku) apabila ia senang akan pujian yang diberikan kepadanya.”
Boleh Memuji Jika Aman dari Fitnah (Sisi Negatif)
Dari Abu Hurairah, ia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pria terbaik adalah Abu Bakr, ‘Umar, Abu ‘Ubaidah, Usaid bin Hudhair, Tsabit bin Qais bin Syammas, Mu’adz bin Amru ibnul Jamuh dan Mu’adz bin Jabal.”
Kemudian beliau mengatakan, “Pria terburuk adalah fulan dan fulan.” Beliau menyebutkan tujuh nama. (Shahih) Ash Shahihah (875): [Saya tidak mendapatkannya di salah satu kitab induk hadits yang enam]. Saya (Syaikh Al Albani) berkata: “Bahkan hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi. Silakan lihat Ash Shahihah.”[]