11) Ketika bangun dari tidur malamnya
Dari Abdullah bin Mas’ud,
“Allah ‘tertawa’ terhadap 2 orang; …. dan orang yang bangun di tengah malam di mana tak ada seorang pun yang mengetahuinya, lalu ia berwudlu dan menyempurnakannya, kemudian memuji kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan memulai membuka Al-Qur’an. Yang demikian itu Allah ‘tertawa’ kepadanya. Ia berfirman, “Lihatlah hamba-Ku sedang berdiri shalat, tak ada seorang pun yang melihatnya selain Aku.” (HR Imam Nasai)
12) Ketika telinga berdengung
“Apabila telinga salah seorang di antara kalian berdengung maka ingatlah aku dan bershalawatlah kepadaku serta ucapkan dzakarallâhu man dzakaranî bi khair (semoga Allah mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan).” (HR Abu Rofi’)
Al-Munawi di dalam kitab Faidlul Qadîr menjelaskan bahwa yang dimaksud “ingatlah aku” pada hadits tersebut adalah mengucapkan kalimat Muhammad Rasulullâh.
13) Ketika lupa akan suatu perkataan
Dari Usman bin Abi Harb Al-Bahili meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang hendak mengatakan suatu perkataan kemudian ia lupa akan perkataan itu maka bershalawatlah kepadaku, karena shalawatnya kepadaku itu sebagai pengganti ucapannya, semoga ia bisa mengingatnya.” (HR Ibnu Sunni)
BACA JUGA: Bacaan Shalawat Ini dapat Memudahkan Rezeki
14) Setelah selesai melakukan shalat
Sebuah hikayat menceritakan, satu hari Muhammad bin Umar bersama Abu Bakr bin Mujahid. Kemudian datang Syekh As-Syibli. Melihat kedatangan As-Syibli ini Abu Bakr bin Mujahid segera bangkit menyambutnya. Ia peluk As-Syibli dan mencium di tengah kedua matanya. Melihat hal ini Muhammad bin Umar bertanya kepada Abu Bakr, “Tuan, engkau lakukan ini kepada As-Syibli, sedangkan engkau dan orang-orang menggambarkan ia sebagai orang yang gila?”
Abu Bakr menjawab bahwa ia lakukan ini meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah kepada As-Syibli. Ia menceritakan bahwa ia telah bermimpi Rasulullah bangun menyambut kedatangan As-Syibli lalu memeluk dan mencium di tengah kedua matanya. Dalam mimpinya itu Abu Bakr bertanya kepada Rasul, “Ya Rasul, engkau lakukan ini kepada As-Syibli?”
Rasulullah menjawab, “Orang ini setelah shalat selalu membaca ayat laqad jâakum rasûlun min anfusikum. kemudian meneruskannya dengan bershalawat kepadaku.”
15) Ketika khatam membaca Al-Qur’an
Ketika khatam membaca Al-Qur’an dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi mengingat saat itu adalah saatnya berdoa di mana doa setelah khatam Al-Qur’an akan dikabulkan.
16) Ketika sedang mengalami kegundahan, keresahan, dan hal-hal yang berat
Suatu waktu Ubay bin Ka’b menyampaikan beberapa kalimat kepada Rasulullah.
“Aku jadikan seluruh doaku sebagai shalawat kepadamu, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu akan dicukupi keresahanmu dan akan diampuni dosamu.” (HR. Imam Turmudzi)
17) Ketika seorang laki-laki meminang seorang perempuan untuk dinikahi.
BACA JUGA: Bacaan Shalawat Ini dapat Memudahkan Rezeki
Imam Nawawi di dalam kitab Al-Adzkâr menuturkan, disunahkan orang yang meminang mengawalinya dengan mengucapkan hamdalah dan memuji kepada Allah serta bershalawat kepada Rasulullah Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian mengucapkan asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîkalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluhû.
18) Pada hari dan malam Jum’at.
Dari Aus bin Aus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya hari yang paling mulia adalah hari jumat. Pada hari ini, Adam diciptakan… karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian ditunjukkan kepadaku.” (HR. Nasa’I, Abu Daud, Ibn Majah, dan dishahihkan Al-Albani)
19) Ketika sedang melaksanakan ibadah haji dan umrah
Orang yang sedang melaksanakn ibadah haji dan umrah dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat nabi di berbagai kegiatan manasik haji, baik setelah membaca talbiyah, ketika thawaf, sa’i, wukuf dan lain sebagainya.
20) Ketika shalat Id
BACA JUGA: Membaca Shalawat di Antara Takbir Zawaid Shalat Ied
Dari Alqamah, beliau mengatakan,
Beberapa sahabat, diantaranya Ibnu Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari, dan Hudzaifah didatangi oleh Al-Wald bin Uqbah (penguasa setempat ketika itu) sehari sebelum shalat hari raya. Al-Walid bertanya, “Hari id sudah dekat, bagaimana cara takbir di dalamnya.” Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Anda awali dengan takbiratul ihram sebagai pembuka shalat, anda puji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian berdoa. Lalu bertakbir lagi, dan anda lakukan seperti di atas.”
Hudzaifah dan Abu Musa mengatkan, “Ibnu Masud benar.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf). Wallâhua’lam. []