PANGANDARAN–Andri Susanto (40), nelayan di Kabupaten Pangandaran tewas usai diserang ikan caroang atau cendro. Hal ini merupakan kejadian langka. Pihak otoritas pun langsung meminta nelayan lebih waspada dan berhati-hati.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Rida Nirwana mengimbau para nelayan agar membawa perlengkapan keselamatan. Selain itu, nelayan juga harus memperhatikan gejala-gejala cuaca.
BACA JUGA: 16 Jam Berenang, 3 Nelayan Banten Ini Selamat dari Tsunami
“Khususnya nelayan pencari lobster, kan sangat berisiko kalau harus menyelam di sekitar karang,” ujar Rida, Jumat (11/1/2019).
Menurut salah seorang tokoh nelayan bernama Rakiman (48), ikan caroang ada sepanjang musim dan hidup di sekitar tepian karang dan perairan dangkal.
“Ikan ini memang agresif, terutama kalau melihat cahaya. Dia bisa loncat terbang. Tapi kalau membunuh orang, ini kejadian pertama. Kejadian langka,” kata Rakiman mengomentari insiden rekannya sesama nelayan yang tewas akibat serangan ikan caroang.
Berkaitan aktivitas nelayan pencari lobster, Rakiman mengakui bahwa hal tersebut sangat berisiko. Tidak sedikit, kata dia, nelayan pencari lobster, baik dengan cara menyelam atau dengan jaring, menjadi korban, terutama karena derasnya gelombang.
BACA JUGA: Kesaksian Nelayan di Karawang: Pesawat Berputar, Oleng dan Menukik tajam
Sebelumnya seorang nelayan bernama Andri Susanto tewas akibat serangan ikan caroang. Saat itu dia sedang menyelam mencari lobster di kawasan Perairan Batu Bodas, Cagar Alam Pangandaran, Jumat (11/1/2012). Andri yang menyelam membawa senter, diduga memicu agresivitas ikan caroang yang ada di sekitarnya.
Caroang atau cendro (Tylosurus crocodilus) terbilang ikan yang berbahaya dan dihindari oleh para pemancing profesional karena moncong dan giginya yang tajam. Ikan tersebut berpotensi melukai. Serangan ikan ini dilaporkan terjadi di sejumlah tempat di dunia. []
SUMBER: DETIK