JERMAN–Sekitar 2,8 juta anak di Jerman dilaporkan hidup dalam kemiskinan. Kondisi ini dianggap sebagai ujian berat bagi pemerintahan Angela Merkel. Kondisi ini diperburuk dengan wabah Covid-19 yang menimbulkan penurunan signifikan terhadap ekonomi negara, Yayasan Bertelsmann melaporkan pada Rabu (22/7/2020).
“Upaya memberantas kemiskinan anak telah menjadi salah satu tantangan sosial terbesar di Jerman selama bertahun-tahun, meski telah terjadi sedikit perbaikan sejak 2014,” kata yayasan itu.
BACA JUGA:Â Hapus Israel dari Peta, Jerman Minta Maaf
Selain itu, pandemi Covid-19 juga telah mengancam untuk semakin memperburuk masalah kemiskinan anak di Jerman.
Studi Bertelsmann menekankan bahwa kemiskinan anak tetap menjadi “Masalah struktural yang belum terpecahkan dengan konsekuensi yang cukup besar bagi pertumbuhan, kesejahteraan, pendidikan dan prospek masa depan anak-anak.”
Angka terbaru anak-anak miskin di Jerman naik 800.000 dibandingkan angka dua tahun lalu. Sekitar 21,3% warga Jerman berusia di bawah 18 tahun dilaporkan hidup miskin.
Studi ini memperhitungkan anak-anak dari keluarga yang pendapatannya kurang dari 60% dari rata-rata pendapatan seluruh rumah di tangga Jerman.
Menurut Joerg Draeger, anggota dewan yayasan, ada juga risiko peningkatan kemiskinan yang signifikan di negara ini.
“Mengentaskan kemiskinan anak harus menjadi prioritas pemerintah, terutama selama krisis akibat virus corona,” kata Draeger.
BACA JUGA:Â Jelang Ramadhan, Beberapa Masjid di Jerman Terancam Tutup Selamanya Akibat Krisis Dana
Orang tua dari anak-anak yang kurang beruntung sering bekerja paruh waktu atau bekerja dengan upah rendah. Akibatnya mereka menjadi sangat rentan miskin karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan selama pandemi.
Sementara itu, partai oposisi radikal kiri, The Left, dengan keras mengkritik pemerintahan Angel Merkel karena gagal membuat kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir dalam masalah ini.
“Kemiskinan anak-anak di negara kita yang kaya adalah skandal yang tidak dapat dipercaya, karena hal itu melanggar hak hidup anak-anak,” kata Dietmar Bartsch, kepala kelompok parlemen The Left.
Aktivis hak-hak anak telah berulang kali mengecam pemerintah koalisi besar karena tidak memiliki strategi yang jelas tentang bagaimana mengatasi masalah kemiskinan anak. []
SUMBER: YENI SAFAK