AS—Hampir 10 persen bayi di AS dilaporkan lahir prematur. Keterangan ini menurut sebuah laporan Centers of Disease Control and Prevention (CDC) pada Jumat (7/7/2017) pekan lalu.
Laporan tersebut mencatat jumlah kelahiran bayi prematur di AS meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menurut laporan AA pada Selasa (11/7/2017), kasus kelahiran bayi prematur meningkat dan angka kematian bayi lebih tinggi daripada negara industri lainnya. Selain didorong oleh kehamilan yang tidak direncanakan, perbedaan layanan kesehatan antara pasien kaya dan miskin masih kentara, serta dokter yang mengabaikan pedoman tentang mendorong kelahiran terlalu cepat. Hal ini disampaikan National Institutes of Health.
“Tingkat kelahiran prematur meningkat untuk tahun kedua secara berturut-turut menjadi 9,84 persen pada 2016. Angka kelahiran rendah juga naik untuk tahun kedua berturut-turut menjadi 8,16 persen,” menurut tim dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional (NCHS) CDC dalam laporannya.
Tingkat kelahiran keseluruhan menurun 1 persen dari tingkat 2015 sampai rekor terendah di AS, hingga 62 kelahiran per 1.000 wanita berusia 15 – 44 tahun.
Kelahiran prematur dianggap adalah penyebab utama kematian bayi dan dapat menyebabkan cacat seumur hidup.
“Setelah turun delapan persen dari tahun 2007 sampai 2014, tingkat kelahiran premature (Pretemp) meningkat untuk tahun kedua berturut-turut,” kata laporan tersebut.
Advokat kesehatan AS memperingatkan bahwa jumlahnya bisa bertambah buruk jika undang-undang kesehatan Kongres yang dipimpin oleh Partai Republik. Setengah dari semua kehamilan di AS ditutupi oleh Medicaid.
Di sisi lain, sebuah survei yang dirilis menemukan banyak orang tua AS merasa terbebani oleh biaya pengobatan dan tidak pernah diperhatikan pemerintah untuk mendapat perawatan kesehatan dengan pilihan harga yang lebih rendah. []