AMERIKA SERIKAT—Lebih dari 300 “pastur predator” di Pennsylvania yang melakukan pelecehan seksual dikabarkan telah dilindungi Gereja Katolik. Temuan ini berdasarkan laporan lembaga perlindungan anak di AS yang diterbitkan pada Selasa (14/8/2018).
Laporan itu dirilis setelah penyelidikan oleh Jaksa Agung Pennsylvania Josh Shapiro selama 18 bulan terhadap kasus pelecehan yang dilakukan para pastur.
“Kami mulai memahami bagaimana gereja menutup-nutupi skandal secara sistematis,” kata Shapiro saat konferensi pers.
BACA JUGA: Hina Islam, Pendeta Selandia Baru Ini Dideportasi
“Tujuan mereka bukanlah untuk membantu anak-anak, melainkan untuk menghindari skandal, dan menjaga citra pemuka agama dan gereja,” kata laporan itu.
Dewan perlindungan mengatakan bahwa gereja tak hanya gagal menghukum pastornya, tetapi beberapa dari mereka malah naik jabatan.
Hasil penyelidikan terhadap enam keuskupan gereja menemukan bahwa lebih dari 1.000 anak – laki-laki dan perempuan – menjadi korban pelecehan seksual. Jumlah itu mungkin lebih rendah dari jumlah yang sebenarnya karena data yang tak lengkap.
“Alih-alih penyembuhan, korban malah dipermalukan,” tambah Shapiro.
Gereja bukanlah satu-satunya entitas yang menutup-nutupi insiden itu. Laporan itu menunjukkan bahwa kepolisian mengetahui beberapa kasus pelecehan seksual, namun menolak untuk mengusut lebih lanjut.
Meskipun sebagian besar kasus terjadi sebelum tahun 2000 dan telah melewati batas waktu pengusutan, namun laporan itu menuntut dua pastur untuk diadili.
BACA JUGA: Cabuli Anak di Bawah Umur, Oknum Pendeta Ditangkap
Laporan itu menuturkan kisah-kisah puluhan orang yang telah disiksa dan diperkosa oleh para pastur dan diancam untuk tutup mulut.
“Kami ingin menekankan bahwa karena banyaknya pelaku yang terlibat, kami tak yakin akan menghukum semuanya, kami akan berjuang semampu kami,” tegas dewan.
Sejumlah gereja telah menanggapi laporan itu dan menyatakan dukungan mereka untuk penyelidikan di dalam gereja. []
SUMBER: ANADOLU