PRANCIS–Abdallah Zekri, Presiden Lembaga Pengawas Nasional Islamofobia, pada Senin (27/1/2020), menyebut ada sekitar 100 serangan terhadap umat muslim di Prancis pada 2018 dan setahun kemudian, jumlah itu naik menjadi 154 kasus Islamofobia di penjuru Prancis. Kenaikannya tercatat sampai 54 persen.
Dikutip dari Anadoulu, Zekri menyebut sebagian besar serangan Islamofobia yang terjadi berada di Kota Ile-de-France, Rhones-alpes dan di kabupaten Paca, Prancis.
BACA JUGA: 4 Tokoh Barat Pegiat Islamofobia
Zekri menekankan, tidak ada kaitan antara Islam dan terorisme. Umat muslim di Prancis harus bisa melakukan praktik ibadah agama mereka dengan bebas seperti agama lain. Prancis adalah negara dengan populasi umat Islam terbesar di Eropa, yakni sekitar 5 juta jiwa. Sebagian besar pemeluk Islam di Prancis berasal dari Afrika Utara.
Hasil survei yang dilakukan oleh Ifop pada awal November 2019 mengungkap lebih dari 40 persen pemeluk Islam di Prancis mengaku telah merasakan adanya diskriminasi karena agama. Islam adalah agama terbesar kedua di Prancis atau terbesar di wilayah Eropa Barat.
BACA JUGA: Sejak Trump Menjabat, Islamophobia di Amerika Meningkat 1000%
Sebelumnya pada November 2019, ribuan orang melakukan aksi jalan di jantung Kota Paris, Prancis, untuk memprotes Islamofobia yang dinilai telah memecah-belah politik Prancis. Anggota partai-partai sayap kiri di Prancis ikut ambil bagian dalam aksi ini.
Sejumlah politikus di sayap tengah mengatakan hal ini mengancam tradisi sekularisme Prancis. Sedangkan Ketua sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, mengatakan aksi protes ini telah dikoordinir oleh orang-orang garis keras. []
SUMBER: ANADOULU