JENEWA—Laporan penyelidik PBB menyatakan militer Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad melakukan tiga kali serangan senjata kimia terhadap warga sipil sepanjang tahun 2018. Senjata kimia yang dimaksud adalah gas klorin. Laporan itu dirilis hari Rabu (12/9/2018).
“Pasukan Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terlarang dalam serangan di Douma, dekat Damaskus, pada 22 Januari dan 1 Februari, serta di provinsi Idlib utara pada 4 Februari,” bunyi laporan penyelidik PBB tersebut.
Menurut para penyelidik, perempuan dan anak-anak menjadi bagian dari warga sipil yang terluka dalam tiga serangan mematikan tersebut.
BACA JUGA:Â Erdogan: Turki Tak akan Diam Melihat Penderitaan Warga Idlib
“Untuk merebut kembali Ghouta timur pada bulan April, pasukan pemerintah melancarkan banyak serangan membabi buta di daerah-daerah sipil berpenduduk padat, yang termasuk penggunaan senjata kimia,” lanjut laporan penyelidik PBB, “Komisi menyimpulkan bahwa, pada dua kesempatan ini, pasukan pemerintah dan atau milisi yang berafiliasi melakukan kejahatan perang dengan menggunakan senjata terlarang dan meluncurkan serangan membabi buta di daerah-daerah berpenduduk sipil di Ghouta timur.”
Selain Ghouta, Idlib juga menjadi sasaran senjata kimia tersebut. Di Idlib, sambung laporan itu, helikopter pemerintah Assad menjatuhkan setidaknya dua bom barel bermuatan kaporit di daerah Taleel di Saraqeb.
Laporan ini didasarkan pada ratusan wawancara dengan data angka di lapangan. Data terbaru ini menambah daftar laporan serangan senjata di Suriah sejak 2013 menjadi 33 kali. Lebih dari enam serangan belum diketahui pasti apakah terkait dengan rezim Suriah atau tidak.
Suriah belum menanggapi laporan penyelidik PBB. Sedangkan sekutunya, Rusia, menuduh pemberontak yang menggunakan senjata kimia dengan target warga sipil termasuk anak-anak.
BACA JUGA:Â Antisipasi Serangan Kimia, Warga Idlib Siapkan Masker dari Cangkir Kertas
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengatakan, Assad telah diperingatkan untuk tidak menggunakan senjata kimia dalam serangan di Provinsi Idlib.
“Di Idlib, kami mengamati dengan sangat dekat apa yang dilakukan rezim Assad, dibantu dan didukung oleh Iran dan Rusia,” kata Mattis di Pentagon. []
SUMBER: REUTERS