SEORANG perempuan setiap bulannya akan mengalami masa menstruasi atau haid dan ini merupakan hal yang wajar karena sudah menjadi bagian dari fitrahnya. Serta ketika ia melahirkan, maka akan mengalami nifas selama 40 hari. Islam sudah menyatakan bahwa ada beberapa larangan bagi perempuan haid atau nifas.
Darah haid akan keluar secara periodik karena peluruh dinding Rahim tidak adanya ovulasi. Jika terjadi pembuahan atau kehamilan, perempuan tidak akan mengalami haid selama kehamilan berlangsung.
Namun, selepas ia melahirkan, maka akan keluar darah nifas yang biasa terjadi pada umumnya sekita 40 hari dari masa persalinan.
Dalam Islam terdapat beberapa batasan ibadah bagi perempuan yang sedang mengalami haid atau nifas. Karena perempuan yang sedang haid atau nifas dianggap sedang dalam keadaan berhadas sehingga tidak di wajibkan untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu dalam Islam.
1. Larangan bagi Perempuan Haid atau Nifas dalam Islam: Shalat
Shalat merupakan perkara yang wajib dikerjakan oleh setiap Muslim. Baik laki-laki atau perempuan. Namun, bagi perempuan yang sedang haid atau nifas kewajiban shalat menjadi gugur, baik itu shalat Sunnah ataupun shalat wajib.
Sebab dalam Islam diterangkan bahwa syarat sah dalam solat itu salah satunya harus suci dari hadas, sedangkan perempuan yang sedang haid atau nifas dalam keadaan yang tidak suci sampai darah yang keluar berhenti dan mandi janabah.
BACA JUGA: Perempuan Haid dan Nifas, Boleh Kok Lakukan 4 Hal Ini
Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Mu’dzah.
Bahwa ada seorang wanita bertanya kepada Aisyah r.a, “Apakah kami perlu mengqadha shalat kami ketika sudah suci?”
Aisyah menjawab “Apakah engkau seorang Haruriah?” Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi masih hidup, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk mengqadhanya. Atau Aisyah r.a berkata “Kami pun tidak mengqadhanya.” (H.R Bukhari).
Berdasarkan penjelasan hadits di atas, perempuan yang tidak mendirikan shalat karena sedang haid atau nifas tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat wajib.
2. Larangan bagi Perempuan Haid atau Nifas dalam Islam: Puasa
Seorang perempuan yang sedang mengalami masa haid atau nifas dalam Islam tidak dianjurkan untuk berpuasa. Baik puasa Ramadhan atau puasa sunah. Jikapun ia melaksanakannya, maka puasanya tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Dalam hadits Rasulullah ﷺ telah diterangkan:
BACA JUGA: Hukum Perempuan Haid Membaca dan Menyentuh Alquran
Ada seorang perempuan dating kepada Aisyah r.a dan bertanya “Kenapa gerangan perempuan yang haid mengqadha puasa dan tidak mengqadha shalat?” Aisyah r.a pun menjawab, Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.” (HR. Muslim).
Jadi bahwa perempuan yang sedang haid atau nifas, hendak melakukan qadha puasa diluar bulan Ramadhan dilakukan dengan jumlah hari dimana ia haid. Sedangkan untuk shalat wajib tidak disyariatkan untuk mengqadhanya.
3. Larangan bagi Perempuan Haid atau Nifas dalam Islam: Berhubungan Suami Istri
Dalam status suami istri, berhubungan badan merupakan nilai ibadah dan sedekah. Namun, bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, hubungan suami istri dilarang oleh agam bahkan dapat termasuk dosa besar.
Seperti Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu kotoran’. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhi dari wanita pada waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 222).
Dalam hadits Nabi ﷺ juga dijelaskan:
“Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan ke[pada Muhammad ﷺ.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4. Larangan bagi Perempuan Haid atau Nifas dalam Islam: Menyentuh dan Membaca Al-Qur’an
Menyentuh dan membawa Al-Qur’an bagi perempuan yang sedang haid atau nifas tidak dibolehkan.
Jumhur ulama dari Madzhab Hanafi, Syafii, dan Hambali bersepakat untuk mengahramkan membaca Al-Qur’an.
Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:
“Perempuan yang sedang haid dan sedang junub tidak boleh membaca sesuatu dari Al-Qur’an.” (HR. Tirmidzi).
Begitupun membawa atau menyentuh Al-Qur’an telah Allah jelaskan dalam surat Al-Waqiah ayat 79:
“Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.”
BACA JUGA: 3 Larangan untuk Perempuan Ketika Haid
5. Larangan bagi Perempuan Haid atau Nifas dalam Islam: Berdiam di Mesjid
Larangan bagi perempuan yang sedang haid atau nifas yang terakhir adalah berdiam diri di masjid.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula kamu menhampiri masjid ketika kamu dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati saja, sebelum kamu mandi junub.” (QS. An Nisa:43).
Berdasarkan penjelasan di atas para ulama mengqiaskan keadaan junub atau tidak suci tersebut dengan haid atau nifas yang dialami perempuan. Oleh karena itu, wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan untuk berdiam diri di dalam masjid.
SUMBER: https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qt2he4320