SALAH satu etika yang diajarkan Rasulullah SAW adalah tidak mencela makanan, siapapun yang memasaknya. Jika sudah dihidangkan makanan, santap saja. Jika tidak suka, tinggalkan saja tanpa mencela.
Sebuah riwayat memberikan penjelasan tentang hal ini :
“Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun menghina makanan. Jika beliau suka, beliau akan memakannya, dan jika beliau tidak suka, beliau akan meninggalkannya (tanpa mencela)”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
BACA JUGA: Makanan Haram, Ini 7 Akibatnya pada Tubuh dan Kehidupanmu
Larangan mencela makanan ini terkandung maksud yang luar biasa dalamnya.
Pertama, mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa semua makanan adalah nikmat serta karunia dari Allah. Tidak layak kita mencela suatu nikmat dan karunia Allah.
Kewajiban kita justru harus mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita, bukan mencelanya. Jika kita pandai bersyukur, pasti Allah akan menambah nikmat-Nya kepada kita.
Kedua, mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa kehadiran makanan di rumah kita ada prosesnya, bukan tiba-tiba. Satu jenis sayur yang terhidang di meja makan rumah kita, terdiri dari suatu rangkaian proses.
Dimulai dari membeli bahan ke pasar, warung, toko atau supermarket. Kemudian menyiapkan bahan-bahan, mencuci, memasak, dan menghidangkan. Masih ditambah lagi, membersihkan semua kotoran yang muncul selama proses memasak.
Kalaupun makanan itu hasil membeli, itu juga terdiri dari serangkaian proses. Berjalan menuju warung, antri, membeli, lalu pulang dan menghidangkan. Tetap saja memerlukan tenaga, waktu dan kemauan.
Dengan rangkaian proses tersebut, semestinya kita memberikan apresiasi positif atas jerih payah dan kesungguhan menghadirkan masakan sampai tersaji di meja makan.
BACA JUGA: Makanan yang Diharamkan dalam Islam
Siapapun yang memasaknya, tidak menjadi persoalan. Apakah dimasak oleh istri, oleh pembantu, oleh suami atau oleh pemilik warung. Berikan apresiasi positif dengan memuji, mengucpkan terimakasih dan menikmatinya. Minimal, anda jangan mencela.
Jika anda menjumpai makanan sudah terhidang di rumah anda, segera nikmati saja. Jika anda tidak berminat, tidak berselera, tidak tertarik atau tidak ingin menyantapnya, tinggalkan makanan tersebut tanpa perlu mencelanya. []
SUMBER: CAHYADI TAKARIAWAN