“Buah pikiran, bisikan hati, kehendak, dan cita-cita adalah hal-hal yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki. Sebab semua itu adalah inti dan hakikat diri. Inti ini adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah atau justru menjauhkan anda dari-Nya.” (Ibnu Qayyim)
MANUSIA rentan terhadap bisikan setan. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengungkapkan, setidaknya ada 6 bisikan setan yang mengganggu manusia.
BACA JUGA: Inilah 6 Bisikan Setan Menurut Ibnu Qayyim
Terkait bisikan setan, bagaimana cara untuk melawannya?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan riwayat dari para sahabat.
“‘Wahai Rasulullah, kami terkadang menjumpai lintasan pikiran pada diri kami, andaikan kami dijatuhkan dari langit, lebih kami sukai dari pada mengungkapkan lintasan pikiran itu.’ Rasulullah SAW berkomentar, ‘Itu bukti adanya iman.”’ (HR. Muslim, Abu Dawud)
Para ulama mengatakan, ‘Maksud hadis adalah lintasan pikiran yang tidak menetap dalam hati.
قالوا: وسواءٌ كان ذلك الخاطِرُ غِيبة أو كفراً أو غيرَه، فمن خطرَ له الكفرُ مجرّد خَطَرٍ من غير تعمّدٍ لتحصيله، ثم صَرفه في الحال، فليس بكافر، ولا شئ عليه.
Para ulama mengatakan, baik bisikan itu berupa ghibah, atau kekufuran, atau yang lainnya. Siapa yang terlintas dalam hatinya kekufuran, dan hanya sebatas lintasan tanpa sengaja muncul, kemudian segera dia hilangkan, maka dia tidak kafir, dan tidak bersalah sedikitpun. (Al-Azkar An-Nawawi, hlm. 345)
Agar terhindar dari bisikan setan ini, ada beberapa hal yang penting dilakukan, antara lain:
1 Jangan mengikuti bisikan itu
Sebagaimana diceritakan dalam hadis dari Abu Hurairah, bahwa pernah datang beberapa orang menghadap Nabi SAW. Mereka mengatakan:
إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ يَتَكَلَّمَ بِه، قَالَ: «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ»
“Kami menjumpai dalam diri kami lintasan yang sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya.’ Beliau bertanya kepada mereka, ‘Benar kalian menjumpai perasaan itu?’
‘Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132)
Imam An-Nawawi menjelaskan:
معناه: استعظامكم الكلام به هو صريح الإيمان، فإن استعظام هذا وشدة الخوف منه ومن النطق به، فضلاً عن اعتقاده إنما يكون لمن استكمل الإيمان استكمالاً محققاً وانتفت عنه الريبة والشكوك
Makna hadis, kalian merasa berat untuk mengucapkannya merupakan bukti adanya iman. Karena dia merasa berat mengucapkan kalimat semacam ini, disertai perasaan sangat takut untuk mengucapkannya. Lebih-lebih dia dia yakini. Sikap semacam ini hanya ada pada orang yang imannya kokoh dan teruji, sehingga hilang darinya segala keraguan dan bimbang (Syarh Shahih Muslim, 2/154).
2 Minta perlindungan kepada Allah dari godaan setan (baca ta’awudz)
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya).” (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134)
3 Jangan digubris
Barangkali inilah senjata paling ampuh untuk melawan waswas atas bisikan setan yakni dengan tidak mempedulikannya dan tidak menggubrisnya.
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
“Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya).” (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) []
Referensi: Fawaa’idul Fawaa’id: Menyelami Samudra Hikmah dan Lautan Ilmu Menggapai Puncak Ketajaman Batin Menuju Allah/Karya: Ibnu Qayyim Al Jauziyyah/Penerbit: Pustaka Imam Asy-syafi’i/Tahun: 2012