DITETAPKANNYA virus corona terbaru atau covid-19 sebagai pandemi global membuat semua orang tidak boleh menganggap remeh. Tetapi juga tidak perlu panik atau takut berlebihan.
Secara matematis, persentasi kematian dari virus ini berada di angka 3%. Memang tergolong kecil dari segi sebuah penyakit. Tetapi karena sifatnya yang menular, sehingga virus corona ini bisa mengakibatkan jatuhnya korban secara bersamaan. Dengan begitu, semua pihak harus serius melakukan pencegahan terhadap penularan virus ini tanpa memandang angka 3% itu.
Ancaman covid-19 ini bisa dicegah dengan beberapa cara. Hal ini sudah berulang kali dikampanyekan oleh pemerintah maupun sukarelawan. Salah satu cara pencegahan yang mendapat sorotan dari publik terutama dari kalangan islam adalah ditiadakannya shalat berjamaah selama kurang lebih 14 hari lamanya. Angka 14 hari itu berdasarkan masa inkubasi Covid-19.
BACA JUGA:Â Masker Kain Efektif Halau Virus Corona? Ini Kata Ahli
Kebijakan yang diambil pemerintah berdasarkan fatwa MUI yang meniadakan shalat berjamaah itu dimaksudkan untuk mengurangi keramaian. Karena berdasarkan sifat Covid-19 ini yang menular melalui percikaan droplets serta kontak langsung, maka semua jenis keramaian yang berpotensi menularkan dari manusia ke manusia lainnya dikurangi untuk sementara.
Memang kebijakan itu sepintas akan menimbulkan banyak pertentangan. Tetapi kalau kita bersama-sama membuang egoisme kita dan menyerahkan semua kepada jalan Islam yang telah diambil oleh para alim ulama, maka keputusan kemanusiaan itu akan kita sepakati bersama.
Hal ini senada dengan prinsip islam yang begitu memuliakan kemanusiaan. Buktinya adalah ketika Islam pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril, situasi dunia arab begitu kacau balau. Krisis kemanusiaan terjadi demikiran parah. Artinya krisis kemanusiaan itu menjadi salah satu alasan turunya islam. Betapa tidak, seringnya terjadi perang dan pertumpahan darah lantaran fanatisme antarsuku, kaum perempuan dinjak-injak martabatnya, perilaku mengubur hidup-hidup bayi perempuan karena dianggap tak berguna dan memalukan keluarga, judi dan eksploitasi ekonomi terhadap kaum miskin marak dan lain-lain. Atas dasar rasa kemanusiaan yang akut itulah, Rasulullah menerima wahyu islam dengan misi kemanusiaan, bahkan Rasulullah pernah mendeklarasikan diri bahwa beliau diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Tujuannya adalah menghidupkan rasa kemanusiaan di setiap pribadi manusia. Karena jika pribadi manusia bisa diraih, dengan sendirinya sifat-sifat Allah yang 99 itu akan nampak.
Kaitannya dengan peniadaan sholat berjamaah di masjid untuk sementara dengan cerita di atas adalah kebijakan pemerintah atau fatwa MUI itu sejatinya berdasarkan kemanusiaan. Untuk mencegah jatuhnya korban yang semakin banyak, maka rantai penularan harus diputus. Melalui pengurangan aktifitas yang mengundang keramaian. Banyak sejarah yang bisa dijadikan dasar yang saya yakin sudah dikaji lebih dalam oleh para alim ulama sebelum berfatwa. Kita tahu ada penyakit kusta yang menyerang ummat nabi, ada penyakit menular tha’un menyerang rakyat Umar. Mereka menyelesaikan masalah itu dengan cara kemanusiaan pula. Yaitu memotong rantai penularan dengan cara mengisolasi diri.
BACA JUGA:Â Masker Kain Efektif Halau Virus Corona? Ini Kata Ahli
Tetapi ada satu hal yang perlu disadari oleh umat islam saat ini. Jika kita merenungkan kembali kebijakan pemerintah dalam mencegah penularan covid-19 itu, kita akan sadar bahwa jalan hidup Islam sesungguhnya sudah menggariskan untuk hidup sehat dan hidup bersih. Tanpa melihat kebijakan itu sebagai cara pencegahan, Islam bahkan menganjurkan kebijakan itu sejak lama. Mungkin bukan hanya islam yang menganjurkan hal yang sama, tetapi sebagai ummat islam, ini adalah momentum kembalinya kita kepada pola hidup yang Islami. Di mana kebersihan menjadi salah satu syarat dasar keislaman itu sendiri.
Maka dari itu, dengan menerapkan pola hidup yang islami maka kita telah membantu pemerintah dalam memotong rantai penularan covid-19. Kita membantu meringankan kerja para medis, serta kita telah menjaga dan meningkatkan rasa kemanusiaan sesama masyarakat. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.