Oleh: Riza Febrita (Ummu Zayta)
Kontributor Islampos, tinggal di Bogor, Jawa Barat
zayta2010@gmail.com.
SETIAP ibu di dunia mempunyai tugas yang sama, mengurus urusan domestik dan urusan luar rumahnya. Dari pagi hingga malam berjibaku dengan amanah setumpuk. Rumah, suami dan anak sampai urusan muamalah atau yang lainnya.
Semuanya tentu merasakan hal yang tak jauh berbeda, lelah yang tak terkira. Apalagi di masa pandemi saat ini, banyak para ibu yang mengeluhkan kemampuan mereka ketika harus mengambil alih peran guru di sekolah. Meski sadar tugas utamanya menjadi madrasah bagi anak-anaknya.
BACA JUGA: Saat Kau Kesulitan Mengamalkan Ilmu
Multi peran yang dilakoni para ibu itu tak mudah. Menjadi guru, koki, tukang laundry bahkan merangkap menjadi bisnis mom. Atau harus bekerja keluar rumah demi membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Jika peran dan lelahnya sama apa yang membedakan mereka?
Ada model ibu yang memenuhi harinya dengan baper dan keluhan saat melihat cucian menumpuk, rumah berantakan atau anak-anak yang rewel.
Berkutat dengan pekerjaan rumah yang tak pernah habisnya. Ia lupa ada kewajiban lain yang dibebankan juga kepadanya sebagai seorang muslimah. Yakni menuntut ilmu, mengajak pada kebaikan dan melarang kemungkaran atau amalan fardhu lainnya. Sederet ibadah sunnahpun sering terlewatkan karena sulitnya menata waktu prioritas.
Ada juga model ibu yang sudah bisa merubah mindsetnya bahwa setiap amanahnya adalah ladang pahala baginya. Ia paham meski menunaikan tugas sebagai seorang ibu tak ada tuntutan untuk membuat laporan pertanggungjawabannya. Namun ia tetap amanah karena lebih dari seorang karyawan, kewajibannya langsung dari Allah dan pertanggungjawabannya pun kepada Allah.
Jadi yang membedakan mereka ada pada keikhlasan dan produktivitas.
BACA JUGA: Bahteramu Mau Dibawa Kemana?
Jika pekerjaan itu dilakukan bukan karena siapapun, melainkan dalam rangka menjalankan kewajiban dari Allah maka seberat dan selelah apapun tetap akan bernilai dan lebih produktif.
Niat ikhlas kunci pertama dan utama. Produktivitas itu terletak pada manajemen skala prioritas (menyusun dari yang paling penting hingga yang tak penting untuk dikerjakan) Dari yang wajib hingga yang mubah jadi perhatian. Hal ini tentu dapat meringankan tugas, meraih ridho Allah serta mendapatkan kebarokahan waktu dari Sang Pemilik waktu. Waktu 24 jam bisa menghasilkan amal sholih yang berlimpah. InsyaAllah
Wallahu a’lam bi showab. []