MENJADI seorang pemimpin tentu merupakan hal yang cukup berat. Mengapa? Karena sebagai seorang pemimpin ia memiliki tanggung jawab besar untuk kemaslahatan orang-orang yang dipimpinnya. Dan dalam rumah tangga, yang berkewajiban menjadi seorang pemimpin ialah suami.
Sebagai seorang suami, ia diberi tanggung jawab untuk memberi nafkah anggota keluarganya. Maka, diperlukan usaha untuk mencapainya. Rintangan pasti akan ditemui dalam perjalanan menuju keberkahan itu. Seperti halnya, rezeki yang haram. Biasanya hal ini juga datang secara tiba-tiba walau kita tak memintanya. Di sinilah kekuatan iman seorang pemimpin keluarga itu diuji.
BACA JUGA:Â Harta Suami Dikelola, Jangan Gunakan di Luar Batas Kebutuhan
Jika, ujian itu dpaat dilalui dengan selamat, maka insya Allah bahtera rumah tangga akan terbina dengan baik. Namun sebaliknya, kita tidak akan mendapatkan kenyamanan dan ketenangan jika memakan makanan dari rezeki yang haram. Selain itu, aka nada perubahan sikap dari istri dan anak-anak kita. Karena, berawal dari rezeki yang haram, akan memengaruhi karakteristk seseorang dengan cenderung kepada hal yang negatif.
Sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga, suami juga wajib menyejahterakan anggota keluarganya. Selain tadi memberi nafkah, juga memberikan kenyamanan dan ketenangan di dalam istana berumahtangga. Ya, hal inilah yang menjadi idaman para wanita. Yakni, menciptakan suasana berumah tangga yang harmonis.
BACA JUGA:Â Lelaki Juga Ramai Masuk Neraka
Jika badai menghantam, dengan sebuah cobaan dalam rumah tangga, maka pemimpin itu harus bijak. Ia harus bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik dan penuh wibawa. Artinya, ia bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu masalah itu tanpa ada pihak yang tersakiti. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Wallahu ‘alam []