ZAID bin Arqam ra berkisah. Suatu ketika, beberapa orang Yahudi datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Salah seorang dari mereka berkata, “Wahai Abul Qasim, bukankah engkau telah mengatakan bahwa para penghuni surga itu makan dan minum di sana?”
BACA JUGA:Â Sumur Yahudi yang Dibeli Utsman bin Affan
Dia berkata demikian sambil melirik kepada teman-temannya, “Jika dia mengakuinya, niscaya akan kukalahkan argumennya!”
Nabi lalu bersabda, “Memang demikian! Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, masing-masing akan diberikan kekuatan yang setara dengan kekuatan seratus orang dalam hal makan, minum, dan berhubungan suami istri.”
Laki-laki Yahudi ini berkata kembali, “Orang yang makan dan minum tentunya perlu buang hajat?”
Tampaknya, dia berusaha menjebak Nabi dengan pertanyaannya tersebut. Sebab, dia tahu kalau di surga tidak ada orang yang buang hajat. Seandainya beliau mengiyakan, dia akan mencela dan menyebarkan kesalahan tersebut.
Lalu, apa jawaban Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini?
BACA JUGA:Â Ketika Pemuka Agama Yahudi Menagih Utang kepada Rasulullah
Beliau menjawab dengan jawaban yang sulit untuk dibantah.
“Mereka membuang hajat dalam bentuk keringat yang keluar dari kulit (yang harum baunya) bagaikan kesturi. Lalu, setelah itu perut mereka akan mengempis kembali!” []
Sumber: Al-Mu’jam Al-Ausath, Ath-Thabrani; Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Al-Mubarak