IMAN yang lemah dapat melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta dunia dalam hatinya, dan bahkan lemahnya iman itu dapat menguasai dan mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa, sehingga pengaruhnya tidak nampak dalam melawan jiwa dan menahan maksiat serta menganjurkan berbuat baik.
Akibatnya ia terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan perbuatan maksiat, sehingga noda hitam dosa menumpuk di dalam hati dan akhirnya memadamkan cahaya iman yang lemah dalam hati. Dan ketka sakaratul maut datang, cinta Allah semakin melemah manakala ia melihat ia akan berpisah dengan dunia yang dicintainya.
BACA JUGA: Stres Psikologi, Mendesain Kematian?
Kecintaannya pada dunia sangat kuat, sehingga ia tak rela meninggalkannya dan tak kuasa berpisah dengannya. Pada saat yang sama, timbul rasa khawatir dalam dirinya bahwa Allah murka dan tidak mencitainya. Cinta Allah yang sudah lemah itu berbalik menjadi benci. Akhirnya bila ia mati dalam kondisi iman seperti ini, maka ia mendapat su’ul khatimah dan sengsara selamanya.
BACA JUGA: Macam-macam Manusia dalam Mengingat Kematian
Sebab yang melahirkan su’ul khatimah ini adalah cinta dan cenderung kepada dunia disertai iman yang lemah yang pada gilirannya mengakibatkan lemahnya cinta kepada Allah. Cinta dunia adalah penyakit yang umumnya menimpa kebanyakan manusia.
Jadi, orang yang pada saat mati, hatinya didominasi oleh urusan-urusan dunia, maka hal itu mengisi seluruh ruangan dalam hatinya. Selanjutnya, bila dalam kondisi seperti itu roh keluar dari jasadnya maka hatinya tunduk pada dunia, dan ia terhijab dari Tuhannya. []