TORONTO–Para aktivis HAM dunia menyatakan kekecewaannya soal respon Aung San Suu Kyi, yang dinilai mengabaikan krisis kekerasan terhadap etnis minoritas Rohingya di Rakhine, Myanmar.
Farida Deif dari Human Rights Watch Canada, mengatakan bahwa tanggapan Aung San Suu Kyi sangat mengecewakan.
“Tanggapannya sangat mengecewakan, kesunyiannya dalam menghadapi pelanggaran berat HAM telah memekakkan telinga,” ujar Farida seperti dikutip dari CBC, Sabtu, (9/9/2017)
Seperti diketahui, etnis Rohingya dituding telah melancarkan serangan terhadap pos-pos militer Myanmar. Namun dalam upaya menanggulangi hal tersebut, militer Myanmar menanggapi dengan kekerasan dan tindakan yang mengarah kepada operasi pembersihan Muslim Rohingya.
Akibatnya ribuan Muslim Rohingya lari menyelamatkan diri ke Bangladesh. Saksi mata mengungkapkan tindakan kejam militer Myanmar yang membunuh tanpa pandang bulu, serta membakar tempat tinggal mereka.
Human Rights Watch merilis citra satelit yang menunjukkan sekitar 700 rumah hangus di sebuah desa Rohingya. Atas bukti tersebut, lembaga HAM itu mendesak pemerintah Myanmar untuk mengizinkan pemantau independen masuk ke negara tersebut.
Di lain pihak, Suu Kyi mengklaim bahwa pemerintah Myanmar telah membela semua etnis di negaranya termasuk soal Rohingya.
“Kami membela semua orang di Rakhine dengan cara terbaik,” katanya.
Sementara itu, Syed Badiuddin Soharwardy, dari Dewan Tertinggi Islam Kanada, mengatakan bahwa Suu Kyi telah menunjukkan bahwa dirinya tidak layak untuk mendapat kehormatan dalam bentuk nobel perdamaian.
“Jika kekerasa ini tidak berhenti, Nobel Perdamaian untuk Suu Kyi harus ditarik, termasuk statusnya sebagai warga kehormatan Kanada. Dia tidak pantas mendapat kehormatan sebagai warga negara Kanada, dia tidak pantas menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian,” ujar Syed Badiuddin Soharwardy.
Gloria Nafziger, dari Amnesty International Canada, mengatakan bahwa tidak ada pihak-pihak di Myanmar yang membantu orang Rohingya.
“Pihak berwenang di Myanmar harus bertanggung jawab secara langsung, mereka harus melakukan tindakan proaktif dalam hal menghentikan kekerasan ini. Itu adalah hal terpenting yang dapat dilakukan saat ini.” katanya.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, menyatakan keprihatinnya soal Rohingya.
“Kanada sangat prihatin dengan arus pengungsi dari Myanmar dan melaporkan adanya penganiayaan serius terhadap Rohingya,” tulis Trudeau.
“Warga sipil harus dilindungi. Kaum minoritas, yang menjadi korban kekerasan dan menyelamatkan kehidupan mereka, perlu dipertahankan dan didukung.”
Pemerintah Myanmar dan semua pihak berwenang, lanjut Trudeau, harus mengambil tindakan nyata untuk mengurangi konflik mengerikan ini,” tegasnya.
Pemerintah Kanada sendiri menjanjikan bantuan sebesat 1 juta dollar untuk membantu upaya-upaya kemanusiaan di negara bagian Rakhine. []
Red: Unayah