ALJIR — Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika yang baru saja mengundurkan diri, meminta negara untuk memaafkannya. Hal itu tertuang dalam surat yang diterbitkan oleh kantor berita Aljazair.
Presiden, yang telah berkuasa selama 20 tahun itu, mengatakan dia bangga atas kontribusinya tetapi menyadari bahwa dia gagal dalam tugasnya..
BACA JUGA: 53 Warga Palestina Ditahan di Gurun Aljazair
Dia juga mengungkapkan bahwa dia meninggalkan panggung politik tanpa kesedihan atau ketakutan untuk masa depan Aljazair.
Mantan presiden itu juga menyatakan rasa terima kasih untuk tanda kasih sayang dan rasa hormat dari saudara-saudaranya yang terkasih.
“Untuk menjadi manusia, saya meminta maaf atas kegagalan,” ujarnya seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/4/2019).
Bouteflika juga memohon Aljazair untuk tetap bersatu dan tidak pernah menyerah pada perpecahan setelah pengunduran dirinya.
Pemimpin oktogenarian ini menderita stroke enam tahun lalu dan jarang muncul di depan umum sejak itu.
Tekanan terhadapnya telah meningkat sejak Februari 2019, ketika demonstrasi pertama dipicu oleh pengumuman Bouteflika bahwa ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima dalam pemilu nasional.
Ia kemudian menarik rencananya dan mengganti kabinet Aljazair untuk menumpas tuduhan korupsi dan kronisme, tetapi kemudian mengundurkan diri ketika aksi protes terus berlanjut.
Pengunduran dirinya Selasa (2/4/2019) lalu, terjadi setelah enam minggu aksi protes anti-pemerintah berlangsung di Aljazair.
BACA JUGA: Aljazair Segera Resmikan Masjid Terbesar Ketiga di Dunia
Pekan lalu, panglima militer Aljazair Letjen Ahmed Gaed Salah menyerukan agar dia mundur.
Sementara ini, ketua majelis tinggi parlemen Abdelkader Bensalah, diperkirakan akan menjadi presiden sementara selama tiga bulan ke depan hingga pemilu Aljazair dilaksanakan. []
SUMBER: BBC