IBNU Abbas, dia berkata, “Kemuliaan seseorang terletak pada qiyamullailnya, serta kecukupan dan ketidakbutuhannya terhadap apa yang ada di tangan manusia.”
Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
BACA JUGA: 4 Penyebab Hilangnya Kemuliaan Wanita
“Jibril pernah datang kepada Nabi Shallalahu ‘Alaihi Wassalam seraya berkata,
يا محمد، عش ما شءت فإنك ميت، وأحبب من شءت فإنك مفارقه، واعمل ما شءت فإنك مجزي به.
“Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu namun (ingatlah) sesungguhnya kamu pasti akan mati, cintailah siapa saja yang kamu suka namun (ingatlah) sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya, dan berbuatlah sesukamu namun (ingatlah) sesungguhnya kamu pasti akan diberi balasannya.’
BACA JUGA: Kemuliaan yang Didapatkan Orang yang Shalat Tepat Waktu
Kemudian Jibril melanjutkan,
يا محمد، شرف المؤمن قيام الليل وعزه استغناؤه عن الناس
“Wahai Muhammad, kemuliaan seorang Mukmin itu terletak pada shalat malam dan harga dirinya terletak pada sikap merasa cukup dari (apa yang dimiliki) orang lain’.” (HR. Al-Hakim, 4/320 dan beliau menshahihkannya serta disetujui adz-Dzahabi. Sanadnya dihasankan oleh al-Mundziri dalam at-Targhib wa at-Tarhib, 1/640, dan dikukung oleh ath-Thabrani dalam al-Ausath. Keshahihan hadits ini diisyaratkanoleh al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawa’id, 2/253. Juga dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 831, dan dia menyebutkan bahwa hadits ini memiliki 3 jalan: dari Ali, dari Sahl, dan dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu) []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM