LGBTQ mengepung. Globalisasi memberikan efek.
Globalisasi menurut Anthony Giddens adalah “intensifikasi hubungan sosial secara mendunia yang terhubung antara peristiwa satu lokasi dengan lokasi lainnya yang menyebabkan perubahan pada keduanya”.
Maka seluruh informasi yang ada di seluruh dunia akan tersebar dengan mudah dikarenakan koneksi-komunikasi manusia telah berkembang pesat sehingga seluruh hal positif bahkan negative bisa tersebar dengan mudah tanpa adanya pengawasan yang ketat dalam penyebarannya.
Menurut saya, Globalisasi adalah satu hal yang bisa membawa manfaat maupun ketidakmanfaatan atau memperburuk suatu kondisi hidup lingkungan seseorang. LGBTQ+ atau pada zaman ini sering dikaitkan dengan kaum Pelangi adalah sebuah komunitas yang percaya akan kebebasan mencintai sesuatu yang mereka sukai, tidak peduli itu adalah hal yang buruk dan melanggar hukum alam.
Maka bagi saya bisa dilihat dampaknya bahwa seseorang yang terpapar dengan mudah akan suatu pendapat tanpa adanya penelitian, adalah orang awam yang tidak bisa mengendalikan ilmu dan akalnya dengan baik secara garis besar, karakter yang akan terbentuk adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya rasa peduli dan empati akan pendapat lain.
2. Adanya sifat egosentris yang besar.
3. Tidak bisa memperbaiki hal-hal yang memberatkan dirinya.
4. Emosi yang tidak stabil.
5. Mudah mengikuti suatu pendapat yang disukai tanpa menelitinya terlebih dahulu.
BACA JUGA: Mengandung Konten LGBT, Pemerhati: Orang Tua Sebaiknya Tidak Ajak Tonton Film ‘Frozen’
Hal-hal di atas adalah kekurangan yang akan didapat seseorang yang dengan mudahnya bisa mengikuti suatu pendapat tanpa adanya pemaknaan yang benar. Mereka akan lebih mudah merasa lebih superior dibandingkan orang-orang di sekitarnya tanpa memedulikan pendapat orang lain, emosi yang tidak stabil akan membuat tantrum mereka meningkat jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka.
Menurut pendapat saya, hal-hal tersebut bisa memengaruhi gaya hidup seseorang secara radikal, dampak dari kurangnya pemahaman haq dan batil akan membuat seseorang menjadi:
1. Orang-orang yang tidak mengerti akan adanya haq dan batil. Mereka adalah orang-orang tidak menggunakan akal mereka untuk mengikuti hukum dan norma yang telah ada di lingkungan mereka, karena itulah mereka pada akhirnya akan bisa terjerumus dengan mudah tanpa adanya rasa gentir sedikit pun mengenai apa yang salah mengenainya.
2. Masalah emosi adalah suatu faktor besar yang akan berdampak secara langsung pada gaya pandang hidup seseorang, maka seseorang yang bisa dibilang masih labil untuk mengetahui suatu topik akan mengambil pemahaman mengenai hal yang dibaca, dilihat, dan didengarnya sebagai gaya pandang hidup mereka.
3. Hidup dalam lingkungan yang buruk. Hal ini akan membuat seseorang menerima apapun yang masyarakat lakukan, dengan pandangan bahwa semua orang melakukan hal yang sama, maka jika melakukan hal yang sama pun tidak akan membawa mudhorot karena lingkungannya telah menerima suatu sifat dan perilaku kebiasaan tersebut.
4. Adanya keraguan atas siapa dirinya di Dunia ini maupun di dunia Maya. Mereka akan memiliki keraguan yang besar dan pada akhirnya membuat diri mereka menjadi sesuatu yang sebenarnya bukan mereka, tetapi dengan adanya luka identitas itu, mereka akan lebih sulit untuk bisa melupakan siapa diri mereka sebenarnya.
5. Tidak adanya semangat hidup, menganggap semuanya adalah kesenangan yang harus dinikmati, bahwa seluruh hidup adalah keinginan yang harus dan memang harus dikontrol secara penuh dan mandiri oleh mereka seorang tanpa adanya aturan yang bisa melanggar kesenangan mereka.
Hal-hal yang telah disebutkan di atas adalah dampak yang kemungkinan besar akan dimiliki oleh seseorang yang tidak memiliki prinsip hidup, melainkan mengikuti apa yang media telah katakan. Mereka (Komunitas LGBTQ+) adalah sebuah kelaknatan nafsu yang membuat orang-orang yang terjerumus kedalamnya butakan banyak hal yang bermanfaat bagi diri dan orang lain, nafsu yang tidak terkendali membutakan apapun baik akal dan hati seseorang.
Berikut adalah salah satu dalil Al-Quran yang bisa mendukung argument saya:
قُلْ اِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْاِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَاَنْ تُشْرِكُوْا بِاللّٰهِ مَا
لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ سُلْطٰنًا وَّاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang tampak dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, dan perbuatan melampaui batas tanpa alasan yang benar. (Dia juga mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan bukti pembenaran untuk itu dan (mengharamkan) kamu mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf : 33)
Kesimpulan ayat yang bisa saya maknai adalah apa yang mereka (Kaum Sodom) lakukan sampai generasi baru mereka saat ini adalah perbuatan yang Allah SWT haramkan. Namun, mereka tetap menyebarkan berbagai fitnah dan informasi yang menyesatkan agar orang-orang terutama para remaja (target usia yang cocok akan agenda mereka dalam menyebarkan pemahaman mereka) bisa melanjutkan kesesatan berekspresi yang jelas-jelas telah melanggar hukum alam.
Mereka menyusupkan nilai-nilai yang mereka anut ke dalam beragam aktivitas yang disukai para remaja seperti anime, film, lagu, game dan beragam aktivitas lainnya.
Berikut adalah beberapa karakter-karakter LGBTQ+ dalam Dunia Animasi dan Buku Populer :
Beragamnya dan seringnya kemunculan karakter-karakter di atas membuat kita semakin lama semakin terbiasa dan akhirnya menjadi permisif terhadap nilai yang mereka sebarkan. Oleh karena itulah kita harus bisa berpikir kritis, dan melindungi diri serta masyarakat agar bisa terhindar dari pemahaman-pemahaman yang batil.
Berikut adalah himbauan-himbauan dan tips dari diri saya pribadi agar bisa menghindari dari hal-hal mungkar dan batil yang bisa menyesatkan diri kita:
1. Menahan nafsu. Nafsu adalah ujian dari Allah SWT. Karena nafsu adalah ujian dan alat media energi kita untuk lebih dekat kepada Allah SWT, maka dibutuhkannya penahanan dan batasan yang bisa menahan ujian-ujian nafsu tersebut.
BACA JUGA: 11 Poin Fatwa MUI terkait Larangan LGBT
Oleh karena itulah kita selalu bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam bentuk perlindungan dari ujian-ujian yang tiada habisnya diberikan sebagai penentu apakah kita adalah orang yang mengikuti haq atau batil.
2. Menghibur diri dengan hal-hal yang bermanfaat, agar bisa menjauhkan diri kita dari nafsu-nafsu yang Allah SWT berikan sebagai media ujian bagi kita. Menghibur diri dengan hal-hal yang bermanfaat, sebagai contoh adalah: Membaca buku yang baik dan bermanfaat, bermain yang sesuai dengan ketentuan dari Allah SWT, dan membaca disertai pemaknaan Al-Qur’an yang akan lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT.
3. Mengetahui jati diri melalui ilmu-ilmu Aqidah dan perbaikan Akhlak agar bisa menyadari betapa kecil dan rendahnya kita dihadapan Allah SWT, karena itulah seorang manusia yang bisa menemukan jati dirinya terlebih dahulu akan bisa meninggikan derajatnya lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak mengetahui jati diri mereka sendiri.
“Saat kebodohan menguasai kesadaran, maka kesadaran memiliki hak untuk berbuat hal paling bodoh” – IBNU SINA. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.