Kumpul tetangga seru penuh cerita.
“De, kalau celana dipakai dimana?” tanya sang ibu pada anaknya.
Di kaki,” tukas anak 3 tahun itu seraya berlari.
Ia menoleh anak lain yang juga sedang bermain. Kira-kira usia nya 5 tahunan.
“Ko itu di kepala?” tunjuknya.
Anak yang Ade tunjuk memakai celana di atas kepalanya.
Sang bunda senyum-senyum. “Iya anak saya emang kreatif, kayaknya nanti kalau besar jadi designer hijab. Ada aja kelakuannya, apa-apa semau nya dia. Ah saya sih biarin aja, supaya kreativitasnya tambah keren. Kadang dia pakai baju double, sesukanya dia,” ujar nya antusias.
“Nggak apa-apa kok sekarepe dhewek ni bocah, kan anak kreatif begitu,” imbuhnya kemudian.
Anak-anak usia dini ini memang sedang lucu-lucunya. Kelakuannya bikin gemes orang disekitarnya. Mereka belajar melalui main. Main apa saja. Main Simbolik, Main Pembangunan, Main Sensorimotor.
Saat di rumah apa pun bisa dijadikan media olehnya. Baju, Celana, Aksesoris, Sepatu, alat makan, alat masak, alat kebersihan bisa mereka gunakan.
Namun tetap ibu harus ingat. Anak usia dini boleh bebas bermain, bebas berekspresi, bebas berkreasi tapi tetap harus diberi pijakan tentang aturan dan batasan.
Samantha, berusia 3 tahun senang berpura-pura menjadi seekor anjing. Dia meminta orangtuanya menyimpan makan malam nya ke dalam mangkuk dan disimpan di bawah meja makan. Selanjutnya dia menuntut untuk memakan makanan anjing sambil duduk di atas meja. Begitu lah, malam demi malam, keluarga ini makan, orangtua duduk di kursi dan anak 3 tahun yang kreatif di atas meja.
Samantha memiliki hak bermain bebas dan menentukan sendiri Tema bermainnya. Namun, orangtua nya harus menetapkan batasan waktu dan tempat. Tidak di meja. Tidak saat makan. Bermain bebas bukan bebas segalanya, tentukan batas. (Heather, 2012).
Itu kata mereka. Nah, bagaimana dengan kita? Jelas Allah SWT berfirman, “…Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (QS Al Maidah: 87).
Bagaimana anak kelak saat dewasa terbiasa akan aturan dan batasan jika sejak dini orangtua tak memberi pijakan akan batasan ini. Ayah bunda, kreatifitas tanpa batas itu amat sangat berbahaya. Pastikan sekecil apa pun aktivitas yang anak lakukan, jangan biarkan semau-mau mereka. Orangtua berhak menentukan batasannya.
Lima tahun, dia sekarep insun, mungkin masih lucu dan menggelikan. Bayangkan jika 15 tahun, 25 tahun sekarepe dhewek, tentu akan menyesakan. []