ADA beberapa konteks historis tentang bulan-bulan suci dalam kalender Hijriah. Berbeda dengan kalender Masehi, kalender hijriah merupakan penanggalan waktu yang didasarkan pada pergerakan bulan. Tahun pertama hijriah sendiri didasarkan pada tahun hijrahnya Nabi ke Madinah.
Jika membicarakan tentang bulan suci, orang-orang cenderung tertuju pada Ramadhan. Namun, sesungguhnya, dalam kalender hijriah, terdapat bulan-bulan suci yang konotasinya berbeda dengan Ramadhan.
Jika Ramadhan merujuk pada bulan penuh berkah dimana muslim diwajibkan berpuasa, ada pula bulan lainnya dimana puasa sunnah sangat dianjurkan. Di luar Ramadhan, ada Sya’ban, Syawal, dan Muharram.
BACA JUGA: 4 Bulan Ini Disebut ‘Bulan Haram,’ Mengapa?
Masing-masing bulan memiliki seperangkat kebajikannya sendiri dan aturannya sendiri. Dalam banyak kasus, mereka juga punya seperangkat praktik sendiri.
Jadi, penting untuk mencoba mengetahui bulan-bulan di kalender hijriah ini, dan apa yang mereka wakili.
Bulan Haram
Bulan-bulan suci semua memiliki makna khusus. Nama-nama itu biasanya ada hubungannya dengan musim peperangan; sehingga Anda akan menemukan bahwa bulan-bulan ini sering merujuk pada praktik atau hal-hal yang terjadi pada saat itu.
Ada empat bulan suci yang di dalamnya dilarang diadakan pertempuran atau perang. Semua bentuk pertempuran dilarang pada bulan-bulan ini, bahkan untuk orang-orang Arab pra-Islam sekalipun. Keempat bulan tersebut dinamakan Bulan Haram.
Bulan Haram terdiri dari:
1. Dzulqa’dah, yang berarti bulan untuk duduk. Anda duduk, Anda tidak bertarung, Anda tidak terlibat dalam jenis perang apa pun.
2. Dzulhijah disebut juga bulan haji. Dulu ada pengulangan haji di hari-hari pra Islam. Kini, umat Islam menyelenggarakan haji sebanyak sekali setahun yakni pada bulan Dzulhijah ini.
3. Muharram, yang artinya dilarang. Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah.
4. Rajab yang berarti melepaskan dan menahan diri. Jadi Anda akan menahan senjata Anda, dan menahan diri untuk tidak bertarung di suatu tempat di pertengahan tahun.
Apa yang akan dilakukan orang Arab pada masa dahulu selama Haram ini?
Mereka menangguhkan perang sehingga mereka dapat menyusun dan merencanakan waktu untuk pertempuran mereka. Jadi jika mereka perlu menunda sebulan untuk terlibat dalam pertempuran, mereka akan melakukannya.
Jika Dzulq’dah, Dzulhijah, dan Muharram datang secara berurutan. Hanya Rajab yang terpisah dari ketiganya. Pemisahan ini punya makna yang indah. Imam Syafi’i mengatakan, “Ini seperti Umar bin Abdul Aziz ke seluruh khalifah. Bahwa mereka dianggap sebagai Khalifah yang saleh, dan Umar bin Abdul Aziz, meskipun dia tidak memerintah segera setelah Ali, dia termasuk di antara mereka walaupun dia terpisah dari mereka.”
Jadi, ada tiga bulan berturut-turut yakni Dzulqa’dah, Dzulhijah, dan Rajab yang terpisah. Bulan-bulan ini semua berisi aturan yang sangat khusus dan hal-hal khusus.
Menjaga Spiritualitas Tinggi
Kekhususan pada bulan-bulan Hijriah ini sarat makna. Bahwa Allah mengumpulkan beberapa bulan ini. Selesai Ramadhan, kemudian datang enam hari untuk berpuasa di bulan Syawal; kemudian segera datang setelah itu, Dzulqa’dah; kemudian bulan suci untuk ibadah Haji di Dzulhijah. Ada kebajikan dalam 10 hari pertama di Dzul-Hijah, ada pula hari Arafah. Setelah itu, datang lah Muharram yang merupakan bulan terbaik untuk berpuasa di luar Ramadhan.
Jadi umat Islam terjaga pada tingkat spiritual yang tinggi setelah Ramadhan. Lihat, bagaimana bulan-bulan tersebut diatur sedemikian rupa, hingga setiap tahun umat Islam menyelesaikan tahun dengan keimanan dan ibadah yang terjaga. Kemudian tahun Islam pun dimulai dengan spiritualitas yang terjaga itu.
Apa yang Harus Dilakukan di Bulan Ini?
Perbuatan baik lebih diberkati pada hari-hari ini, jadi Allah melipatgandakan pahala kebaikan. Dan karena ini adalah bulan-bulan suci, dosa menjadi lebih buruk. Ini didasarkan pada perkataan Al-Hafidh ibn Rajab. Dia berkata, “Berhati-hatilah dengan tindakan ketidaktaatan, karena sesungguhnya mereka melarang pengampunan di musim rahmat.”
BACA JUGA: 6 Amalan di Awal Bulan Dzulhijah
Sama seperti jika Anda melakukan dosa itu cukup buruk, tetapi jika Anda melakukan dosa dalam doa, itu membuatnya lebih buruk. Jadi ketika Allah memberi Anda musim rahmat di bulan-bulan berkah dan musim pengampunan, maka Anda perlu memanfaatkannya dan memastikan bahwa Anda tidak melakukan apa pun yang akan menghalangi Anda dari berkah pahala di bulan-bulan itu.
Dzulhijah
Nabi SAWmengatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Bakar, bahwa, “Tidak diragukan lagi darah Anda, harta Anda, kehormatan Anda lebih sakral satu sama lain sebagai kesucian hari Anda, sama sakralnya dengan bulan Anda ini sama sakralnya dengan tempat Anda ini.”
Jadi Nabi Muhammad mengatakan bahwa hari yang paling suci, dan bulan yang paling suci adalah Dzulhijah dan tempat paling suci yaitu Masjidil Haram. []
SUMBER: ABOUT ISLAM