AFRIKA, tujuh tahun yang lalu pernah menjadi sorotan dunia. Apalagi kalau bukan karena dilaksanakannya event Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Bagaimana sebenarnya geliat Islam di benua itu?
Berapa jumlah yang tepat tentang Muslim di Afrika sebenarnya tidak diketahui, karena statistik demografi agama di benua ini tidaklah lengkap. Menurut World Book Encyclopedia, Islam adalah agama terbesar di Afrika, diikuti oleh Kristen. Encyclopedia Britannica menunjukkan bahwa 45% dari populasi Afrika adalah Muslim, 40% adalah Kristen dan kurang dari 15% adalah non-religi atau mengikuti agama-agama tradisional Afrika. Sejarah panjang agama-agama di benua Afrika diyakini menjadi menjadi sumber berbagai konflik, terutama di negara-negara di mana tidak ada mayoritas yang jelas, seperti Tanzania, Nigeria dan Pantai Gading.
Sejarah Islam di Afrika
Kehadiran Islam di Afrika dapat ditelusuri pada abad ketujuh ketika Nabi Muhammad meminta beberapa sahabat pengikutnya, yang menghadapi penganiayaan oleh penduduk pra-Islam untuk mencari perlindungan di seberang Laut Merah, atau Kerajaan Kristen Abyssinia (Ethiopia). Dalam tradisi Islam, peristiwa ini dikenal sebagai Hijrah pertama, atau migrasi. Ketika itu, Afrika menjadi tempat aman pertama untuk kaum Muslim dan tempat pertama kalinya Islam disebarkan di luar Semenanjung Arab. Tujuh tahun setelah kematian Rasul, pasukan Arab menyerbu Mesir, dan dalam dua generasi, Islam telah berkembang di Afrika Utara dan Maghreb Tengah.
Selama abad kedelapan belas dan kesembilan belas, konsolidasi jaringan perdagangan Muslim, yang dihubungkan dengan garis perdagangan dan persaudaraan antar-sufi, telah mencapai Afrika Barat. Hal ini memungkinkan umat Islam untuk menggunakan pengaruh politik yang luar biasa dalam kekuasaan. Demikian pula, dari pantai Afrika Timur, Islam menembus jalan darat. Ekspansi Islam di Afrika tidak hanya mengarah pada pembentukan masyarakat baru, tetapi juga masyarakat yang ada sebelumnya dan kerajaan yang berdasarkan model Islam.
Hari ini, Islam terutama terkonsentrasi di Afrika Utara dan Timur Laut, serta wilayah Sahel. Di sinilah yang telah membedakan berbagai kebudayaan, kebiasaan dan hukum-hukum di berbagai bagian benua Afrika.
Populasi dan Karakter Islam di Afrika
Meskipun tidak ada data spesifik yang berapa jumlah pemeluk Islam di Afrika, para ahli percaya bahwa terdapat sekitar 300 juta Muslim Afrika, yang terdiri dari kira-kira sepertiga penduduk benua Afrika.
Meskipun mayoritas Muslim di Afrika cenderung Sunni, kompleksitas Islam di Afrika terungkap di berbagai sekolah, tradisi, dan isyu-isyu yang terus-menerus bersaing untuk mendominasi di banyak negara benua ini. Islam di Afrika Islam termasuk yang terus menerus dibentuk oleh kondisi umum sosial, ekonomi, dan politiknya.
Muslim Afrika, di tingkat lokal, menurut para ahli tidak memiliki sebuah organisasi internasional yang mengatur praktik agama mereka. Namun pada tingkat global, isu-isu dan peristiwa terkini mempengaruhi dunia Muslim Afrika pula. Dengan globalisasi dan inisiatif baru di bidang teknologi informasi, umat Islam Afrika telah mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang dekat dengan dunia Islam yang lebih luas.
Para pengamat berpendapat bahwa Muslim Afrika, tampaknya terkungkung dalam perjuangan intens mengenai arah masa depan Islam. Para ulama di Afrika menegaskan bahwa mayoritas Muslim di sana tampaknya lebih memilih untuk tetap pada jalur yang sudah mapan dan terbentuk selama ini. Namun beberapa juga tumbuh lebih ketat dengan keinginan bahwa Islamlah yang kemudian mengendalikan semua aspek masyarakat.
Konflik
Afrika tak pernah bisa dilepaskan dari konflik, yang tentu saja memengaruhi pada orang Islam di benua itu pula. Sejak tahun 1970, setidaknya terjadi 30 perang, dan sebagian besar konflik bersenjata itu bersumber dari faktor-faktor internal, seperti dialami oleh Angola, Somalia, Rwanda, Burundi, Liberia, Sudan, dan Sierra Leone. Menurut Abdul Hadi, yang menulis buku “Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika” dan pernah pula menjabat duta besar RI untuk Sudan, penyebab konflik di Afrika sangat beragam, di antaranya:
Pertama, gagalnya proses integrasi dalam pembentukan negara bangsa, seperti Chad, Ethiopia, Rwanda, Sudan, Somalia, dan Uganda.
Kedua, warisan masa kolonial dan proses demokratisasi yang menyisakan masalah, termasuk penentuan tapal batas negara, seperti dialami Ghana, Kamerun, Nigeria, dan Togo.
Ketiga, gerakan kemerdekaan atau revolusi sosial yang dipengaruhi Perang Dingin, seperti dialami Angola dan Mozambik.
Keempat, konflik akibat ketegangan antar etnik, sebagaimana terjadi di Burundi, Rwanda, Liberia, dan Sierra Leone.
Dan kelima, konflik akibat ketegangan politik dan sosial-ekonomi seperti dialami Kongo, Zaire dan beberapa negara lainnya.
Ada beberapa daerah di negara-negara Afrika yang sangat kental aroma Islamnya seperti Mali atau Timbuktu. []