Oleh: M. Adi Cahyadi
Marbot Masjid Al-Madani Puri Serpong 1
puriserpong1@gmail.com
JUDUL Limitless di atas diambil dari judul film yang pernah tayang di salah satu stasiun tv swasta. Film ini bercerita tentang seorang penulis yang bernama Edward Morra yang diperankan oleh Bradley Cooper. Diceritakan bahwa Eddie atau Edward Morra belum juga menyelesaikan kontrak menulisnya setelah sekian lama bahkan dia tidak punya inspirasi sama sekali tentang tulisan yang akan dikerjakannya.
Eddie digambarkan sangat berantakan dengan rambut yang acak-acakan suka minum-minum dan kerja apa saja untuk menyambung hidup. Tapi pada satu keika Eddie bertemu dengan mantan adik iparnya Vernon Gant yang diperankan oleh Johnny Witworth, mantan adik iparnya itu pengedar narkoba jenis baru yg diberi nama NZT-48.
Narkoba ini bisa meningkatkan kerja otak hingga seratus persen, sehingga pemakainya bisa meningkat kecerdasannya secara drastis.
Limitless, Karena Narkoba
Singkat cerita Eddie akhirnya mengonsumsi narkoba tersebut dan benar saja kecerdasan dan percaya dirinya meningkat drastis. Lalu apa yang dilakukan Eddie ketika kecerdasannya meningkat, yang pertama dilakukannya adalah merapikan tempat tinggalnya yang selama ini super berantakan dan kotor, kemudian dia mulai merapikan penampilannya, mandi, mencukur kumis, mengganti pakaian dan merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Kemudian dia mulai mengerjakan tugasnya yang lama tertunda yaitu menyelesaikan tulisannya. Sampai disini cerita tentang filmnya, kita sudah mendapat keywords tulisan ini yaitu: kecerdasan, pilihan.
BACA JUGA: Di Balik Lagu Bohemian Rhapsody- Queen, dan kata “Bismillah” di Dalamnya
Jadi ketika sesorang dianugrahi kecerdasan pasti dia akan melakukan hal yang bermanfaat untuk dirinya dan meninggalkan perbuatan yang sia-sia. Lalu bagaimana dengan kita? Saya yakin setiap kita pasti dianugrahi kecerdasan, lalu mengapa terkadang kita banyak melakukan perbuatan yang sia-sia bahkan mengandung mudharat dunia akhirat.
Nabi Muhammad pernah berbicara tentang kecerdasan dalam sabdanya : Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar menghadap Rosulullah untuk mengajukan pertanyaan, saat itu Ibnu Umar duduk bersama beliau:
يا رسول الله أى المؤمنين أفضل قال : أحسنهم خلقا. قال فأى المؤمنين أكيس قال: أكثرهم للموت ذكرا وأحسنهم لما بعده استعدادا أولئك الأكياس
“Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Limitless, Orang Paling Cerdas, Kenapa?
Mengapa orang yang mengingat mati dikatakan orang yang paling cerdas? Karena orang yang mengingat mati dan mempersiapkannya, pasti akan sangat hati-hati didalam bertindak karena dia yakin semua perbuatannya akan dipertanggung jawabkannya kelak.
Dia tidak akan melakukan sesuatu yang kelak akan menjadi masalah di dunia terlebih di akhirat. Dia akan melakukan apa yang harus dilakukan dan meninggalkan apa yang harus ditinggalkan, menunda apa yang bisa ditunda, menyegerakan apa yang harus disegerakan, tidak khawatir dengan hari esok yang belum tentu terjadi tapi sangat khawatir dengan hari yang pasti terjadi yaitu hari pengadilan.
Nabi Muhammad saw juga pernah bersabda :
من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه
Artinya: “Di antara (tanda) kebaikan keIslaman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tak berguna baginya” (HR. Tirmidzi dan yang lainnya)
Dalam hidup ini kita pasti akan berhadapan dengan pilihan-pilihan, antara mengerjakan atau tinggalkan, antara berbicara atau diam, antara tidur atau bangun, antara pergi atau tidak, dan sebagainya dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali yang kesemua pilihan-pilihan itu ada resikonya atau konskwensi yang mesti kita hadapi, baik atau buruk tergantung pilihan yang kita ambil.
Limitless, Rambu dari Nabi
Nabi kita memberikan rambu kepada kita hendaknya mengambil pilihan yang sekiranya bermanfaat untuk diri kita baik di dunia terlebih di akhirat. Artinya kita harus cerdas dalam setiap keputusan, seperti mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Karena keputusan melakukan sesuatu tersebut pasti akan megambil sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan seseorang yaitu waktu. Jangan sampai kita melakuakan sesuatu yang sia-sia apalagi mengandung mudharat, yang berdampak kerugian dunia dan akhirat.
Setiap kita pasti dianugrahi kecerdasan dan kesempatan memilih oleh Allah swt seperti yang difirmankan dalam Al-Qur’an dalam surat Asy-Syams ayat 8, dan tidak perlu memakan NZT-48 agar bisa melakukan yang benar dan bermanfaat dalam hidup ini.
Keinginan dan fantasi kita mungkin tidak terbatas akan tetapi sebagai orang yang cerdas kita pasti membatasi keinginan dan fantasi kita dengan halal atau haram, manfaat atau tidak manfaat, maslahah atau mudharat. Wallahu ‘alam. []