SETIAP manusia memilki lintasan baik yang baik ataupun yang buruk. Bagi mereka yang memilki lintasan kebaikan, maka Allah akan memberinya pahala walau belum mengamalkannya. Dan bagi mereka yang terlintas untuk melakukan maksiat, maka ia tidak akan dihukum kecuali jika ia melakukannya.
Lintasan dalam bahasa Arab disebut dengan “Khowatir” yang artinya “خطاب يرد على الضمائر”: percakapan yang masuk ke dalam hati nurani.
BACA JUGA: Suka Was-was setelah Buang Air Kecil Khawatir Masih Tersisa, Bagaimana?
Di dalam kitab Risalah Qusairiyah lintasan dibagi dalam 4 hal:
1. Lintasan yang bersumber dari Allah adalah Ilham
2. Lintasan yang bersumber dari sendiri adalah al hawajis
3. Lintasan yang bersumber dari Syaithan adalah was was
4. Lintasan yang bersumber dari Allah adalah khotir haq atau lintasan yang benar .
Lintasan yang benar tidak pernah bertentangan dengan AlQuran dan Sunnah. Jika ada lintasan bahwa anda telah diutus sebagai nabi saw, maka ini jelas bersumber dari syaithan. Karena kenabian ini telah terputus dan tidak ada kenabian setelah Nabi Muhammad SAW.
Ide ide cemerlang dan kebaikan akan bermunculan jika kita sering bersama orang orang baik, dan ide-ide jahat akan selalu bermunculan jika akrab bersama para penjahat. Karenanya keruh dalam kebersamaan lebih baik dari pada keruh dalam kesendirian.
Para ulama sepakat
“أن من أكله من الحرام لم يفرق الإلهام والوسواس”
“Siapa yang makan makanan haram maka ia tidak bisa membedakan antara ilham dan was –was.”
Was–was itu seperti bunyi gemerincing emas yang menarik telinga untuk selalu mendengarkannya, karenanya manusia selalu tertarik untuk mendengarkannya. Adapun cara mengobati penyakit was-was menurut Ustaz Amir Nur Baits adalah dengan berikut ini:
1. Tidak mempedulikannya, meskipun dalam dirinya timbul keraguan yang hebat
2. Terus berlatih dengan sabar untuk tidak memenuhi ajakannya sampai ia letih dan tidak membisikmu lagi
3. Mengucapkan ta’awwudz dan meludah ke kiri tiga kali
Dari sahabat Utsman bin Abul Ash, bahwa beliau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengadukan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangi aku dengan shalatku (tidak bisa khusyu), dan bacaan shalatnya sampai keliru-keliru.’
BACA JUGA: Apa Bedanya Mengigau, Was-was, dan Kerasukan?
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا
“Itulah setan, namanya Khanzab. Jika engkau merasa sedang digoda setan maka mintalah perlilndungan kepada Allah darinya, dan meludahlah ke arah kiri 3 kali.” (HR. Muslim 2203).
Utsman mengatakan, ‘Aku pun melakukan saran beliau dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.’
4. Memahami ibadah dengan benar, karena was-was itu hadir dari pemahaman ibadah yang belum lurus dan tepat. []