”Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka, nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS Al-Rahman: 19-22).
KITAB suci Al Quran banyak sekali mengungkapkan sesuatu hal yang kadang di luar nalar manusia. Setelah sekian lama, akhirnya manusia baru bisa mengungkapkan kebenaran ayat-ayat Allah yang termaktub dalam Alquran. Salah satunya tentang keberadaan laut dengan dua warna.
Setelah lebih dari 14 abad, para ilmuwan berhasil menemukan fenomena itu. Para peneliti harus menunggu hingga sekian tahun untuk mencari dan menemukan laut dua warna itu, mereka bahkan melibatkan ratusan orang untuk mencari lokasinya.
Dari ratusan tempat yang diteliti, ternyata laut dua warna yang disebutkan dalam Alquran, berada di Selat Gibraltar yang menghubungkan antara Lautan Mediterania dan Samudera Atlantik serta memisahkan Spanyol dan Maroko.
Nama Gibraltar sendiri berasal dari bahasa Arab Jabal Thariq yang berarti Gunung Thariq. Nama ini merujuk pada Jenderal Muslim, Thariq bin Ziyad, yang menaklukkan Spanyol pada 711.
Di Selat Gibraltar, para peneliti menemukan adanya pertemuan dua jenis laut yang berbeda warna, satu bagian berwana biru agak gelap dan bagian lainnya berwarna biru lebih terang.
Setelah berhasil menemukan laut dua warna tersebut, beberapa peneliti akhirnya menyatakan kekagumannya akan kebenaran Alquran. Kemudian, memilih Islam sebagai jalan hidupnya.
Menurut penjelasan para ahli kelautan, seperti William W Hay, guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder AS, dan mantan dekan Sekolah Kelautan Rosentiel dan Sains Atmosfer di Universitas Miami, Florida AS, serta Prof Dorja Rao, seorang spesialis di Geologi Kelautan dan dosen di Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah, air laut yang terletak di Selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari kadar garamnya, suhu, maupun kerapatan air laut.
Dan, seperti dijelaskan dalam surah Al-Furqan (25) ayat 53, yang satu bagian rasanya tawar dan segar, sedangkan bagian lain rasanya asin lagi pahit. Dan, antara keduanya, tak pernah saling bercampur (bersatu satu sama lain), seolah ada dinding tipis yang memisahkannya.
”Dan, Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS Al-Furqan: 53). Subhanallah. []
Sumber: Republika.