Oleh: Tikara Shalihah
MENGGADAIKAN aqidah dan rasa malu demi kesenangan dan segenggam popularitas?
Please! Look at you!
Aku, kamu, kita dan mereka, lihatlah kita semua adalah pemuda, pemuda dengan sejuta bekal potensi dari Sang Maha Pencipta.
BACA JUGA: Tiktok, Aisyah dan Fir’aun
Pemuda, dengan segala potensi yang dimilikinya amatlah mungkin untuk mengubah dan menggenggam dunia. Pemuda, dengan segala potensi yang dimilikinya amatlah mungkin untuk bisa memberikan kebaikan dan manfaat untuk sesama. Pemuda, dengan segala potensi yang dimilikinya amatlah mungkin untuk dapat menjadi motor penggerak menuju peradaban mulia. Sehatnya jasmani, tegapnya tubuh, matangnya akal, tingginya semangat, itulah potensi yang telah diberikan oleh Sang Pemilik jagad raya kepada pemuda.
Namun amatlah sayang, potensi tadi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh kebanyakan pemuda hari ini. Tidak di arahkan kepada yang seharusnya, bahkan tidak sedikit yang tidak menyadari potensi besar yang diberikan Allah untuknya.
Kebanyakan dari pemuda hari ini amatlah menghawatirkan, banyak yang tertipu dan tenggelam dalam kubangan racun yang telah ditebar liberalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, mendewakan kebebasan, melahirkan generasi alay, melahirkan para hedonis yang rela menggadaikan segalanya demi kesenangan dan popularitas, yang membuat para pemuda lupa dengan tugas dan amanah yang ada dipundaknya.
BACA JUGA: 4 Nasehat Rasulullah SAW untuk Para Pemuda
Pemuda hari ini telah disibukan dengan banyaknya aktivitas yang jelas-jelas tidak bermanfaat bahkan merugikan. Terbaru, munculnya para tiktokers dan pemujanya (detik. com, Senin 2/7/18). Parahnya, pemujanya ini sampai-sampai ingin membuat agama baru dengan menjadikan idolanya sebagai Tuhannya. (inilah. com, Selasa 3/7/18)
Entah akan ada apa lagi setelah ini, sesuatu yang akan membuat generasi muda semakin terombang ambing tak berprinsip. Padahal, masa muda adalah salah satu perkara yang akan Allah mintai pertanggungjawabannya kelak.
“Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskan; tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan…” (HR. At-Tirmidzi)
Fenomena ini adalah efek dari kurangnya kontrol dari penguasa dalam menjaga dan mengarahkan potensi yang dimiliki pemuda, ditambah lagi racun yang ditebar oleh faham sekuler yang telah berhasil membuat generasi muda menjadikan dunia sebagai tujuan untuk mencari kesenangan tanpa batas dan tanpa aturan.
Ini semua akan terus terjadi selama faham sekuler terus bercokol di dalam tubuh bangsa.
Maka dari itu, sudah saatnya sekulerisme ini disingkirkan dan diganti dengan sistem Islam untuk di aplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.