LOUIS Vuitton (LV) merek fesyen top dunia asal Prancis, baru-baru ini meluncurkan syal dengan simbol nasionalisme Palestina, keffiyeh. Kain khas perjuangan Palestina itu dijual dengan harga 705 dolar AS atau sekitar Rp10 juta. Padahal, di pasar biasa, harga kain tersebut tak sebesar itu.
Hal tersebut memicu kritik keras dari warganet. Mereka menilai Louis Vuitton telah mengeksploitasi simbol nasionalisme Palestina, keffiyeh, untuk kepentingan perusahaan. Luis Vuitton juga dianggap memanfaatkan konflik yang merenggut ratusan nyawa Palestina untuk kepentingan komersial. Bukan itu saja, warganet juga menilai apa yang dilakukan Louis Vuitton sebagai perampasan budaya untuk kepentingan komersial.
BACA JUGA: 10 Artis dan Pesepakbola Internasional Bela Palestina
Dalam keterangan di situs web, Vuitton menjelaskan syal itu terinspirasi dari keffiyeh yang diperkaya dengan signature perusahaan. Perusahaan juga menyebut syal yang terbuat dari wol, katun, dan sutra, itu bisa membawa suasana santai.
Kehebohan dimulai setelah item tersebut ditemukan oleh fashion blogger Diet Prada, dengan sebuah posting di Instagram yang berbunyi: “Jadi sikap LVMH terhadap politik adalah “netral,” tetapi mereka masih membuat keffiyeh berlogo $705, yang merupakan tradisi tradisional. Hiasan kepala Arab yang menjadi simbol nasionalisme Palestina.”
https://www.instagram.com/p/CPl927EHyiq/
Influencer, termasuk model Palestina-Puerto Rico Maria Alia dan Noor Elkhaldi yang berbasis di Florida, membagikan postingan Diet Prada yang menargetkan merek Prancis.
Pengguna Twitter lain, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor, berkomentar, “Mengambil keuntungan dari rakyat Palestina yang tertindas sangat memalukan @LouisVuitton, mengapa Anda tidak berbicara tentang genosida dan pembersihan etnis rakyat Palestina.”
Meski demikian ada netizen yang berkomentar lebih netral. Dia meminta Louis Vuitton untuk menyumbangkan sebagian keuntungan untuk membantu Palestina.
BACA JUGA: Gunakan Konsep Keffiyeh, Seniman Palestina Buat Masker Artistik
“@LouisVuitton secara politik netral dalam hal Palestina & Israel, tapi mereka benar-benar keren dengan menghasilkan uang dari keffiyeh. Sebaiknya ada rencana untuk menyumbangkan hasilnya kepada korban Palestina,” kata netizen lain.
Kritikan juga disampaikan karena Vuitton mengubah warna asli keffiyeh dari hitam-putih menjadi biru-putih. Biru diasosiasikan sebagai warna bendera Israel.
Seorang penulis dan pengacara Khalid Beydoun juga menyebutkan merek lain, Fendi, juga mengeksplotasi keffiyeh. Bahkan keffiyeh Fendi dijual lebih mahal yakni 890 dolar AS atau sekitar Rp12,5 juta.
https://www.instagram.com/p/CPoOyZfgGYe/
Perusahaan tekstil Hirbawi, satu-satunya produsen keffiyeh di Palestina, menyebut syal sebagai bendera Palestina tidak resmi.
Berdasarkan unggahan dari Khalid Beydoun, sejauh ini Louis Vuitton telah menarik produk syal motif Kaffiyeh tersebut dari webnya. Produk keffiyeh tidak lagi tersedia di situs resmi web Louis Vuitton.
https://www.instagram.com/p/CPrs4azDOjm/
Sementara Fendi, belum memberikan pernyataan terkait kritik yang disampaikan Beydoun.
https://www.instagram.com/p/CPtg85AD4hm/
Bulan lalu, ratusan ribu orang di seluruh dunia turun ke jalan untuk memprotes serangan udara Israel terhadap warga Palestina yang tinggal di Gaza.
Demonstrasi terjadi di Timur Tengah, Eropa, Kanada, Australia dan AS, dengan ribuan pengunjuk rasa membawa tanda-tanda pro-Palestina.
Beberapa selebriti dan influencer, termasuk model sebagian-Palestina Bella Hadid, memutuskan untuk bergabung dalam demonstrasi. []
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR | TIMES OF ISRAEL | ARAB NEWS