“DASAR tak tahu diri!” Itulah ungkapan yang sering terdengar dialamatkan bagi orang yang tidak tahu berterima kasih. Dan salah satu sifat jelek manusia adalah lupa diri.
“Dan apabila kesusahan menimpa manusia dia berdoa kepada Kami di waktu berbaring atau di waktu duduk atau di waktu berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan kesusahan itu daripadanya, dia berlalu seolah-olah tidak pernah berdoa kepada Kami mengenai kesusahan yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 12)
Manusia seringkali lupa terhadap kebaikan yang telah diberikan kepadanya. Termasuk kebaikan-kebaikan yang telah Allah anugrahkan. Kita terlalu sering mengeluh dan melihat orang yang berada di atas kita. Tanpa kita sadari Allah telah banyak memberikan kenikmatan kepada kita yang tak pernah kita syukuri.
Dalam Al-Quran juga banyak disinyalir, perilaku manusia yang satu ini. Jika mereka ditimpa musibah, ditimpa kesusahan –baik penyakit, kemiskinan, kehilangan harta benda dan nyawa- mereka berteriak-teriak memanggil Allah. Berdoa terus, pagi, siang, dan malam tiada henti. Lalu ketika kesusahan berlalu, ia melenggang seakan dia tidak pernah berdoa.
BACA JUGA:
Ketika Allah Melupakan Hamba-Nya
Jangan Lupakan Adab dalam Bercanda!
Begitu juga jika ada keinginan, ia meminta kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Bahkan berjanji untuk berbuat ini dan itu, jika keinginannya terkabul. Tapi tatkala kenikamatan itu sudah berada dalam genggamannya, jangankan ingat akan janjinya. Nikmat itu sendiri sering dipergunakan di luar garis keinginan si Pemberi.
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan,” (QS. Fushshilat: 49).
Tabiat manusia ketika ia membutuhkan pertolongan, ia pasti akan berlari dan memohon tiada henti kepada Allah. Lalu, ketika Allah telah memberikan pertolongannya, manusia seakan lupa kepada Yang Maha Menolong. Seperti halnya yang telah Allah sebutkan dalam surat Fushshilat ayat 49 bahwa manusia tak pernah jemu memohon kebaikan. Namun, ketika mereka ditimpa kesusahan mereka terdiam putus asa. Manusia sangat mudah menyerah dan berputus asa, padahal Allah hendak memberinya sumber kekuatan agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. []
Sumber : Mencari Tuhan yang Hilang/Ust. Yusuf Mansur/Zikrul Media Intelektual