PRANCIS—Presiden Prancis Emmanuel Macron dikabarkan telah ‘mengesampingkan’ larangan pemakaian hijab di depan umum. Ia mengakui bahwa pakaian wanita Muslim harus ditoleransi di negara itu.
“Saya tidak terlalu senang melihat beberapa wanita Muslim mengenakan jilbab ketika keluar di depan umum, namun hal tersebut tetap harus ditoleransi,” kata Macron seperti dikutip The Express.
Dalam sebuah wawancara di TV Prancis, Macron mengatakan bahwa secara pribadi ia tidak menyukai jilbab. “Saya menghormati wanita berjilbab, tetapi saya ingin memastikan bahwa mereka mengenakan kerudung dan jilbab pribadi,” lanjut Macron.
Prancis adalah negara Eropa pertama yang melarang jilbab di sekolah-sekolah yang dikelola negara pada tahun 2004. Kemudian melarang burqa, atau cadar penuh di depan umum pada tahun 2011. Siapa pun yang tertangkap mengenakan burqa atau niqab didenda 150 euro.
“Prancis adalah Negara sekuler tetapi tidak untuk masyarakatnya. Dan wanita Muslim harus diizinkan untuk memakai apa yang mereka inginkan,” ungkap Macron.
Islam memandang hijab sebagai pakaian wajib, bukan hanya simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.
Pada 2017, pengadilan tinggi Uni Eropa memutuskan bahwa para negara diizinkan untuk melarang “Setiap penggunaan yang terlihat sebagai tanda politik, filosofi atau agama, termasuk hijab.” []
SUMBER: ABOUTISLAM