PALESTINA–Ikatan Ulama Palestina di Jalur Gaza telah mengkritik pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berprasangka buruk terhadap Islam. Hal ini terjadi karena ketidaktahuannya terhadap fakta dan mendistorsi pemahaman terhadap Islam sebagai agama terbesar yang dikenal umat manusia saat ini.
Ketua Ikatan Ulama Palestina, Marwan Abu Ras mengatakan hal ini dalam pernyataan tertulisnya pada Kamis (15/10/2020). Abu Ras menggambarkan Macron sebagai kebodohan dan bentuk arogansi negara-negara di dunia. Macron tidak bisa membedakan antara Islam dan kaum Muslim.
BACA JUGA: Ulama Palestina: Mursi Tokoh Umat Pembela Palestina
“Agama Islam tidak hidup dalam krisis. Karena agama ini diturunkan oleh Allah dan Allah-lah yang menjamin perlindunganya. Kadang muncul distorsi, konflik, tantangan dan konfrontasi, itu bukan datang dari Islam. Namun berkat pertolongan Allah SWT, Islam akan tetap selamat dan kokoh berdiri,” kata Abu Ras.
Ia menunjukkan, bahwa umat Islamlah yang menderita krisis akibat persekongkolan dan plot dari negara-negara besar, termasuk Prancis.
“Jika Macron tidak bisa membedakan antara agama dan penganut agama, maka ini adalah kebodohan besar dia sebagai presiden yang harus lebih banya belajar, dan karena itu Macron harus belajar Islam sebelum dia berbicara tentang Islam,” ujar Abu Ras.
“Jika Macron merujuk pada krisis yang dialami Muslim di Myanmar, Kashmir, Palestina, Lebanon atau negara-negara Islam lainnya, maka saya yakinkan bahwa semua krisis ini dibuat-buat terhadap Islam dan Muslim. Dan itu adalah hasil dari rencana dan konspirasi negara-negara besar. Bagian dari perang melawan Islam dan Muslim,” tambahnya.
Abu Ras mengatakan, Macron telah menuduh Islam sebagai agama teror atau agama isolasi dan hidup dalam krisis di mana-mana.
Abu Ras juga menegaskan bahwa Islam adalah agama terbesar yang pernah dikenal umat manusia dan itu melengkapi semua agama..
“Islam telah menyebar di Prancis dan negara-negara lain di dunia karena itu adalah agama kebenaran, agama keadilan, keadilan dan cinta, agama moral, nilai-nilai dan agama pembangunan dan peradaban. Tidak ada agama fanatisme, ekstremisme atau reaksioner seperti yang diklaim Macron dan sejenisnya. Sebaliknya, Islam adalah penyelamat umat manusia dari kehancuran dan Islamlah yang akan membawanya keluar dari krisis ini,” papar Ab Ras.
BACA JUGA: Dukung Turki, Persatuan Ulama Palestina Serukan Lawan Hegemoni AS
Sebelumnya Macron telah berpidato pada 2 Oktober lalu, di mana dia berkata bahwa “Islam saat ini, hidup dalam krisis di mana-mana di dunia. Prancis harus menghadapi apa yang dia gambarkan sebagai isolasionisme Islam yang berusaha membangun sistem paralel dan menyangkal Republik Prancis.”
Ini terjadi sehubungan dengan kesiapannya untuk memperkenalkan undang-undang yang melarang pemisahan emosional dengan tujuan memerangi mereka yang menggunakan agama untuk mempertanyakan nilai-nilai Republik. []
SUMBER: PALINFO