SEMARANG—Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung Semarang Aisyah Ardani seorang penyandang disabilitas membuat inovasi untuk membantu para penyandang tunarungu dapat shalat berjamaah, yakni menjadi inovator gelang getar shalat (GGS).
Aisyah menjelaskan, GGS berfungsi sebagai indikator gerak shalat berupa getaran. Efek getar pada gelang dipilih karena alat tersebut khusus diciptakan untuk membantu penyandang tunarungu saat melakukan ibadah shalat.
BACA JUGA: Inovasi Baru, Peserta UNBK MTs Kabupaten Wajo Gunakan Android
Dalam pemakaiannya, terdapat dua gelang untuk dipakai imam dan makmum. Gelang yang dipakai imam akan mengirim kode setiap gerakan shalat kepada gelang makmum sehingga menghasilkan sebuah getaran.
“Kami menciptakan ini karena tidak banyak alat yang membantu teman-teman difabel, khususnya tunarungu dalam hal ibadah,” katanya, pada Rabu (19/9/2018) kemarin.
Aisyah juga mengatakan, Inovasinya tersebut juga tidak terlepas dari curhatan kawan-kawan Aisyah sesama penyandang disabilitas. Pertimbangan lain dalam penciptaan GGS tersebut adalah soal fikih.
Aisyah mengatakan dalam Madzhab Syafi’i, yang banyak dianut umat muslim di Indonesia, jika seseorang dalam shalat bergerak lebih dari tiga kali maka shalatnya batal.
“Untuk teman-teman tunarungu akan kesulitan mendengar takbir dari imam, tidak jarang dari mereka sering menoleh untuk mengetahui gerak imam karena pertimbangan fikih tersebut, kami lahirkan GGS,” ujarnya.
BACA JUGA: Metode ‘Bismillah’ Ini Ampuh Ajari Siswa Tunarungu Mengaji
Kemudian, soal biaya untuk proses inovasi GGS, Aisyah bersama timnya menghabiskan biaya mencapai Rp 5 juta-Rp 6 juta. Namun, besarnya biaya tersebut akan terpotong jika mampu diproduksi massal hanya Rp400 ribu dan kemungkinannya bentuknya akan diperkecil. []
SUMBER: REPUBLIKA