Oleh: Abu Muhammad Faton
Profesor Dr. Abdulraning Setae dari Perguruan Tinggi Pendidikan Agama Islam Prince of Songkhla University (PSU) Pattani Campus, mengharapkan bahwa pemerintahan baru Malaysia di bawah pimpinan Dr. Mahathir Mohamad akan berperan lebih meningkat dalam proses perundingan damai di Patani, Thailand bagian selatan.
BACA JUGA:Â Mahathir Mohammad, tentang Majunya Kembali, Anwar Ibrahim, Syariat Islam dan Kekuasaan 1 Periode (1)
Dosen studi Timur Tengah ini mengatakan kepada BBC Thai bahwa Mahathir adalah seorang yang pernah berperan tentang negosiasi damai sebelum ini, dengan menerima tugas sebagai konektor pembicaraan antara perwakilan pihak Thailand dan kelompok gerakan pembebasan rakyat Patani di Pulau Langkawi tahun 2005, setahun setelah terjadi serangan perampokan senjata tentara di kamp Pileng, Narathiwat. Dan merupakan masa awal-awal cetusan manifesto revolusi rakyat Patani di wilayah itu. Demikian menunjukkan bahwa Mahathir juga terlibat sebagai pendukung untuk melahirkan perubahan di wilayah perbatasan selatan sebelum ini.
Dia menambahkan bahwa pemerintah dari Mitra Pakatan Harapan (PH) akan berproses jalan yang sama dan sangat mungkin bahwa akan ada proses yang lebih maju dari sebelumnya, daripada yang pernah Najib Razak lakukan. Dari sebelumnya pernah menjadi konektor dan fasilitator, dan kemunginan besar akan beralih menjadi mediator dalam negosiasi seterusnya. Oleh karena Malaysia pernah berjaya dalam negosiasi damai di Mindanao, berdamai antara pemerintah Filipina dan Barisan Pembebasan Islam Moro atau MILF sebelum ini.
“Malaysia memandang wilayah perbatasan selatan yang memiliki wilayah terhubung, bahwa ada kedekatan terutama persaudaraan, etnis, bahasa, dan agama maka itu untuk memberi dukungan dengan kelompok pembebasan kawasan ini. Sementara ini situasi sedang berubah, sebelumnya mungkin hanya dilihat dalam satu dimensi ini sahaja tetapi kemudian Malaysia berpaling memandang dalam dimensi hubungan antara pemerintah, alhasil membuat Malaysia berpaling mengambil peran sebagai mediator dalam negosiasi disebabkan situasi kawasan ini masih mendampak sampai ke Malaysia,” katanya.
BACA JUGA:Â Video Klip #2019GantiPresiden Sudah Dirilis
Abdulraning juga mengatakan bahwa pemerintah Thailand juga harus berubah karena menilai tidak mampu memecahkan masalah ini lagi, masa yang dekat ini akan ada banyak kesempatan bagi orang tempatan untuk melihat kedamain yang diandalkan selam ini”.
Kendati demikian wakil Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwan yang berfungsi menjaga masalah keamanan nasional, memberi wawancara, dia meyakinkan bahwa proses negosiasi damai wilayah perbatasan selatan masih dapat meneruskan meskipun Malaysia mendapatkan pemerintahan baru, disebakan kedua pemerintah Thailand dan Malaysia selalu menjali hubungan baik selama ini. []